Performance Appraisal: Pengertian, Tujuan dan Panduan Lengkapnya
Performance appraisal adalah proses terstruktur untuk mengukur dan menilai kinerja karyawan. Dalam Bahasa Indonesia, performance appraisal juga sering dikenal dengan penilaian atau evaluasi kinerja.
Proses performance appraisal, leaders melakukan evaluasi atas kinerja karyawan selama rentang waktu tertentu. Hasil penilaian kinerja ini menjadi acuan untuk beberapa proses administrasi kepegawaian yang lain seperti perhitungan bonus dan kompensasi, jenjang karir bahkan perencanaan training kerja.
Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari segala hal terkait dengan performance appraisal mulai dari pengertian, tujuan, metode yang digunakan hingga panduan lengkap untuk memulainya.
Tanpa berlama-lama lagi, simak penjelasan Glints for Employers berikut ini.
Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, performance appraisal yang juga sering dikenal dengan performance review adalah metode terstruktur yang dilakukan untuk mendokumentasikan, menilai dan mengukur kinerja karyawan secara rutin dan berkala.
Menurut Mathis&Jackson (2006), penilaian kinerja atau performance appraisal adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan.
Performance appraisal adalah bagian dari strategi perencanaan dan pengembangan karir yang dilakukan oleh perusahaan.
Dalam performance appraisal yang dilakukan secara berkala, mungkin per tahun, per semester atau per kuarter dapat dilihat seberapa jauh pencapaian dan pertumbuhan karyawan sehingga dapat dipetakan program pengembangan yang cocok.
Selain itu, berdasarkan hasil dari evaluasi ini, juga dapat direncanakan jenjang karir dari karyawan terkait. Hal ini kemudian akan mempengaruhi besaran kenaikan gaji, bonus bahkan terkait dengan hubungan kerja.
Harvard Business Review (HBR) menyebutkan beberapa tujuan utama dari penyelenggaraan performance appraisal di perusahaan.
3 tujuan utama performance appraisal adalah:
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, sistem performance appraisal yang baik dan minim bias menjadi kebutuhan utama.
Hal ini juga menimbulkan pertanyaan, apakah strategi dan sistem penilaian kinerja yang digunakan perusahaan telah mampu menjadi sarana untuk mencapai tujuan tersebut?
Pemilihan metode performance appraisal menjadi kunci dari keberhasilan mencapai tujuan yang diharapkan.
Oleh karena itu, memilih metode yang tepat sesuai dengan tujuan bisnis menjadi krusial di tahap awal perencanaan strategi penilaian kinerja di perusahaan.
Beberapa metode performance appraisal yang umum digunakan oleh perusahaan adalah:
Metode performance appraisal tradisional adalah metode penilaian yang dilakukan dengan diskusi antara karyawan dengan manajernya secara langsung.
Dalam diskusi ini, keduanya membahas kinerja karyawan dalam satu periode waktu tertentu. Umumnya, pengamatan manajer atas kemampuan dan kinerja karyawan sesuai dengan deskripsi pekerjaan menjadi tolok ukur utama.
Kelebihan dari metode ini adalah lebih sederhana untuk dilakukan dibandingkan dengan berbagai pilihan metode yang lain. Apalagi jika tim yang dievaluasi masih kecil dan jangka waktu antar siklus penilaian kinerja tidak terlalu panjang.
Kekurangan dari metode ini adalah bisa jadi subjektivitas manajer mendominasi penilaian, apalagi jika rentang kerja yang terlalu panjang misalnya penilaian kinerja dilakukan setahun sekali.
Selain itu, dalam tim yang semakin besar metode ini juga akan relatif lebih sulit untuk melakukan evaluasi.
Dalam metode performance appraisal ini, masing-masing karyawan diberikan tanggung jawab untuk melakukan penilaian atas kinerjanya sendiri.
Hal ini dilakukan dengan menilai pencapaian dan apa yang ingin ditingkatkan dari kinerja diri sendiri selama siklus penilaian kinerja.
Penilaian kinerja yang dilakukan secara mandiri ini kemudian juga didiskusikan bersama dengan manajer.
Kelebihan metode ini, karyawan juga dapat mendokumentasikan kinerja dan pencapaiannya untuk kemudian dibahas dan cross-check dari manajer.
Melalui metode employee-initiated review, karyawan mendapatkan pemberitahuan bahwa mereka akan menerima penilaian kinerja dari manajer.
Dikombinasikan dengan metode self-appraisal, metode ini dapat membantu meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya penilaian kinerja.
Hal ini dapat digunakan untuk mendorong, ownership pada kinerja karyawan itu sendiri.
Feedback 360 derajat adalah metode performance appraisal yang mempertimbangkan evaluasi menyeluruh mulai dari diri karyawan sendiri, manajer, rekan kerja, bahkan pelanggan eksternal.
Karena penilaian dilakukan secara menyeluruh maka kemungkinan adanya bias dapat dikurangi dengan metode ini. Hal ini karena antar pemberi nilai dapat saling mengkonfirmasi dan perhitungan dilakukan secara menyeluruh.
Kelebihan mitigasi kemungkinan penilaian bias yang mungkin terjadi bila hanya ada satu pemberi nilai tunggal.
Kekurangan metode ini adalah persiapan perlu dilakukan lebih matang dan memerlukan waktu yang lebih panjang. Selain itu, proses sosialisasi penilaian juga perlu diberikan kepada semua pihak yang terlibat.
Jika Anda adalah leaders yang baru pertama kali ingin melakukan performance appraisal, panduan dari Glints berikut ini mungkin dapat membantu Anda.
Temukan juga contoh-contoh performance appraisal dari startup-startup terkemuka di Indonesia.
Dapatkan panduan gratisnya sekarang!
