Dari sekian banyaknya metrik pengukur keberhasilan kerja perusahaan pada Key Performance Indicator (KPI), bagaimana cara menentukan metrik KPI yang tepat?
Jika pertanyaan tersebut pernah muncul di benak Anda, ada panduan serta contoh KPI yang dapat Anda gunakan demi mengevaluasi performa bisnis dan merencanakan strategi selanjutnya. Terus membaca artikel ini untuk menemukan jawabannya.
Table of Contents
ToggleKPI atau Key Performance Indicator adalah alat ukur kuantitatif yang menggambarkan efektivitas perusahaan. Tidak hanya soal seberapa besarnya angka, namun juga apakah performa perusahaan sudah sesuai dengan tujuan bisnis yang ditetapkan sebelumnya.
Periode pengukuran KPI dapat diukur dalam hitungan hari, minggu, atau bulan. Sebagai satuan ukur performa, KPI perlu disosialisasikan serta dipahami oleh semua orang yang tergabung dalam perusahaan. Hal ini disebabkan KPI penting bagi perusahaan dan menjadi tanggung jawab para karyawan kepada superior maupun perusahaan.
Mengutip sebuah pernyataan dari buku The Practice of Management (1954), what gets measured gets managed. Dalam konteks profesional, pengukuran akan memungkinkan perusahaan untuk memahami posisi perusahaan dan pencapaian yang telah diraih.
Tidak hanya soal keberhasilan, KPI juga dapat mencerminkan tantangan atau hambatan unit bisnis suatu perusahaan. Jika diterapkan secara terus menerus, angka KPI juga dapat menjadi perbandingan dan melihat tingkat pertumbuhan perusahaan.
Angka akan berbicara mengenai realita di lapangan, bukan hanya sekedar perkiraan belaka. Berkat KPI, perusahaan juga dapat menentukan langkah-langkah strategis yang perlu diambil ke depannya.
Beberapa manfaat lainnya dari KPI adalah menentukan standar ekspektasi untuk peran dan jabatan, serta landasan untuk memberi penghargaan bagi karyawan.
Berbeda dengan Objective Key Result (OKR), KPI menggunakan beberapa metrik sebagai alat ukur performa kegiatan bisnis. Pemilihan metrik ini tidak ada formula absolut berdasarkan industri, departemen, maupun area.
Hal ini disebabkan tiap bisnis memiliki fokus yang berbeda-beda, meski berada di industri yang sama. Divisi dan fungsi bisnis yang ada di suatu perusahaan pun demikian, memiliki tujuan akhir dan target masing-masing.
Oleh karena itu, ada langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menentukan metrik KPI yang tepat, yaitu sebagai berikut.
KPI dapat dikelompokkan dalam tiga tipe, yaitu KPI perusahaan secara keseluruhan, KPI departemen atau divisi, serta KPI individu. Hal ini dikarenakan meski memiliki tujuan akhir yang sama, tiap individu memiliki kendaraannya masing-masing untuk sampai ke tujuan tersebut.
Contoh KPI bagi perusahaan yang ingin menjadi pemimpin pasar misalnya, dapat memilih metriks area asal konsumen, peningkatan pendapatan, dan retaining customer.
Contoh KPI lain, misalnya bagi departemen atau divisi digital marketing adalah jumlah followers baru di media sosial, tingkat engagement unggahan Instagram, jumlah konten yang diunggah akun media sosial, dan lain sebagainya.
Ada banyak metrik yang dapat digunakan sebagai alat ukur performa perusahaan, departemen, atau individu dalam perusahaan Anda. Meski demikian, tentukan beberapa metrik yang dapat dijadikan prioritas dalam periode waktu tertentu.
Semakin banyak metrik yang digunakan, akan semakin sulit bagi Anda untuk mengukur pencapaian Anda. Namun, Anda dipersilakan untuk mengubah KPI setelah beberapa periode, jika memang hasil akhir yang diinginkan pun berubah.
Tahap pertumbuhan bisnis juga dapat menjadi variabel yang penting untuk Anda pertimbangkan dalam menentukan metrik KPI yang sesuai. Misalnya, jika Anda baru merilis perusahaan yang menjual produk, Anda dapat memilih metrik-metrik yang berhubungan dengan awareness.
Contoh KPI
Contoh KPI yang berhubungan dengan awareness misalnya qualitative feedback, customer interview, dan stickiness.Pasalnya, akan butuh waktu untuk mengenalkan perusahaan Anda serta keunggulan produk yang Anda jual.
Seiring berjalannya waktu, Anda dapat berfokus pada metrik-metrik yang berhubungan dengan penjualan, seperti monthly recurring revenue (total pendapatan selama satu bulan), churn rate (tingkat pembeli yang memutus hubungan bisnis), dan customer satisfaction (kepuasan pelanggan).
Lebih jauh lagi, jika Anda sudah mulai tahap ekspansi, contoh KPI yang tepat adalah cost per acquisition (proses mendatangkan customer baru), average order size (rata-rata jumlah order per orang), customer lifetime value (nilai dari pelanggan sebuah perusahaan), dan number of customers acquired (jumlah pelanggan).