428 views

Founder CerdasKolektif Bagikan Rahasia Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Linggar
Linggar
September 24, 2023
pelatihan dan pengembangan karyawan

Pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan program yang bukan hanya penting untuk meningkatkan produktivitas perusahaan namun juga punya peran penting dalam employee engagement

Data dari HR Cloud menyebut hanya 29% karyawan yang merasa puas dengan kesempatan mengembangkan karir yang ditawarkan oleh perusahaan. Hal ini bukan hanya karena perusahaan tidak memiliki jenjang karir yang jelas saja, namun juga minimnya kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri melalui pelatihan yang relevan. 

Dengan konteks hari ini yang semakin ketat, meningkatkan produktivitas perusahaan sekaligus menekan biaya yang tidak perlu menjadi prioritas banyak perusahaan. Salah satu biaya yang dapat ditekan dengan employee engagement adalah biaya rekrutmen akibat seringnya turnover

Penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan karyawan adalah salah satu usaha dari perusahaan utnuk meningkatkan kualitas dan kualifikasi sumber daya manusianya. Di saat yang bersamaan, pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan usaha untuk meningkatkan loyalitas mereka. 

Melihat peran penting program pelatihan dan pengembangan karyawan bagi perusahaan, Glints mengundang founder Cerdas Kolektif, Raisa Nabila untuk memberikan insight-nya untuk para leaders. Simak artikel selengkapnya untuk meningkatkan efektivitas program learning and development di perusahaan Anda. 

Fungsi pelatihan dan pengembangan karyawan



Beberapa peran penting penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan SDM antara lain:

  • Perbaikan produktivitas kerja karyawan dan perusahaan sekaligus
  • Meningkatkan efisiensi baik dari segi tenaga kerja, waktu maupun operasional produksi secara keseluruhan
  • Mitigasi risiko pekerjaan yang terjadi akibat kelalaian dan ketidaktahuan dalam operasional pekerjaan
  • Memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pengguna. Dalam jangka panjang hal ini tentu dapat meningkatkan reputasi dan juga profit perusahaan
  • Mengangkat moral karyawan yang berdampak langsung pada motivasi kerja karyawan

Semua manfaat di atas akan diperoleh dengan merencanakan program pelatihan dan pengembangan karyawan yang strategis, sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan. 



Tantangan membangun sistem pelatihan dan pengembangan SDM



Keterbatasan sumber daya 

Dalam membangun sistem pelatihan dan pengembangan, tantangan yang dihadapi akan berbeda tergantung level perusahaan. Misalnya, untuk startup di tahap awal, resource merupakan tantangan, baik anggaran maupun sumber daya manusia.

Menyiasati tantangan ini, Raisa membagikan insight-nya. 

“Startup dapat menerapkan pelatihan dengan model learning on the job. Karena memang kalau tipikal startup pada umumnya nggak punya waktu, kadang nggak punya dedicated person atau nggak punya resources untuk menyiapkan training program formal.” 

Selain itu, siasat lain yang dari Raisa adalah melakukan program learing and development secara fleksibel dengan memanfaatkan resource dari eksternal perusahaan.


“Yang penting dipersiapkan adalah anggaran learning and development saja, terus tiap karyawan punya professional development budget untuk meningkatkan keterampilannya.”

Dalam menghadapi kondisi pasar yang berubah dengan cepat, strategi ini juga merupakan pilihan untuk memastikan keterampilan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan industri. 

Di tahap selanjutnya, ketika perusahaan sudah memiliki karyawan yang lebih banyak dan resource yang lebih memadai penting untuk melakukan analisis gap kompetensi sebelum merencanakan program pelatihan dan pengembangan yang sesuai. 

“Selanjutnya, program pelatihan dan pengembangan yang lebih serius dan lebih formal dapat dimulai dari melakukan pemetaan kompetensi. Caranya, perusahaan melakukan refleksi dan analisis, apa sih gap-gap kompetensi yang ada.” 

Menetapkan prioritas

“Namanya resource kan terbatas ya tidak peduli seberapa besar perusahaan oleh karena itu penting untuk tahu prioritas alokasi anggaran. Biasanya HR sudah memiliki prioritas, umumnya yang diutamakan adalah divisi yang menonjolkan competitive advantage perusahaan.”

Selain itu, Raisa juga menyebut divisi yang memiliki kebutuhan untuk selalu update skill teknisnya menjadi salah satu yang prioritas untuk mendapatkan program pelatihan dan pengembangan karyawan. 

“Misalnya di tech company, engineer mendapatkan prioritas lebih tinggi untuk mendapatkan anggaran pelatihan. Prioritas akan berbeda tergantung masing-masing perusahaan.”

Menyesuaikan dengan tujuan bisnis

Dalam semua proses ini, yang paling penting adalah kesesuaian program pelatihan dan pengembangan karyawan dengan rencana bisnis perusahaan di masa yang akan datang. Mulai dari strategi bisnis kemudian diturunkan dalam pemetaan kompetensi dan perencanaan program semuanya harus merupakan sejalan. 

Dengan begitu, program pelatihan dan pengembangan yang dilakukan dapat memberikan dampak yang signifikan untuk bisnis. 

“Dalam menyiapkan strategi pelatihan dan pengembangan, clarity sangat penting. Tidak bisa program ini berdiri sendiri, learning for the sake of learning, sebisa mungkin dihindari. Program pelatihan harus searah dengan proyeksi pengembangan bisnis.”

Jenis-jenis pelatihan dan pengembangan karyawan 

Pelatihan teknis



Fokus pada pengembangan keterampilan teknis yang diperlukan dalam pekerjaan, seperti pengoperasian mesin atau penggunaan perangkat lunak tertentu.

Pelatihan soft skills

Mengembangkan keterampilan interpersonal dan komunikasi, seperti kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, dan penyelesaian konflik.

Orientasi

Onboarding karyawan atau pelatihan awal untuk karyawan baru agar memahami budaya perusahaan, kebijakan, dan prosedur kerja.

Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Menjelaskan protokol dan tindakan keselamatan untuk mencegah kecelakaan dan cedera di tempat kerja.

Pelatihan kepemimpinan

Pelatihan ini diberikan kepada karyawan yang dianggap memiliki potensi untuk menjadi pemimpin atau manajer di masa depan. Tidak jarang pelatihan ini juga diberikan kepada karyawan yang pertama kali menjadi manajer. 



Pelatihan produk atau layanan

Menjelaskan tentang produk atau layanan perusahaan agar karyawan dapat lebih efektif dalam menjual atau mendukungnya.

Pelatihan hukum dan kepatuhan

Edukasi tentang hukum dan regulasi yang berlaku dalam industri atau bidang pekerjaan, misalnya hukum ketenagakerjaan, etika bisnis, dan anti-korupsi.

Pelatihan bahasa

Mengajarkan bahasa asing atau bahasa daerah yang relevan dengan pekerjaan karyawan.

Selain itu, untuk program pengembangan, perusahaan dapat melakukan beberapa pilihan di bawah ini atau mengkombinasikannya sesuai dengan tujuan bisnis.

Coaching dan mentoring 

Dukungan satu-satu dari orang yang lebih berpengalaman dalam mengembangkan keterampilan atau pengetahuan khusus.

Workshops dan seminar

Acara formal atau informal yang memberikan pengetahuan atau keterampilan baru kepada karyawan.

Cross-training

Melatih karyawan dalam aspek atau fungsi kerja yang berbeda dari tugas utamanya untuk meningkatkan fleksibilitas dan keahlian.

Pendidikan eksekutif

Program pendidikan tingkat tinggi atau kursus yang dirancang untuk manajemen senior atau pemimpin potensial.

Job rotation

Memindahkan karyawan antar posisi atau departemen untuk mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang bisnis.

Studi Kasus dan simulasi

Penggunaan skenario nyata atau dibuat untuk mengajarkan keterampilan atau konsep. Dari program ini, harapannya karyawan memiliki pemahaman yang lebih luas dari pekerjaan sehari-harinya.

Pelatihan online atau e-learning

Modul pembelajaran elektronik yang bisa diakses karyawan untuk belajar sesuai dengan kecepatan mereka sendiri.

Pengembangan karier

Sesi perencanaan dan bimbingan untuk membantu karyawan menentukan jalur karier dan langkah-langkah untuk mencapai tujuannya.

Sebagai penutup, Raisa juga menekankan bahwa membangun program pelatihan dan pengembangan merupakan investasi yang perlu dilakukan. Seperti layaknya investasi lain, leaders dapat mengharapkan hasilnya namun perlu mengelola ekspektasi dan menyiapkan diri menghadapi risikonya. 

“Anggaran pelatihan dan pengembangan karyawan jangan semata dilihat sebagai biaya tapi calculated investment. Pastikan menghitung apa dampaknya pada tujuan bisnis, competency gap, hingga siapa akan dilatih untuk apa.”

Tidak kalah penting, Raisa juga mengingatkan bahwa pelatihan dan pengembangan bukan satu-satunya pilar dalam pengelolaan SDM. 

“Jadi, jangan berharap karyawan dikasih training terus nggak bakal resign.”

Rekrut secara Tepat Lebih Cepat bersama Glints!
Bangun tim Anda lebih mudah mulai hari ini! Temukan kandidat berkualitas sesuai kualifikasi Anda dengan efisien bersama Glints. Jadwalkan konsultasi gratis dengan mengisi formulir ini.