1,477 views

Work From Office (WFO) 2023, Pasca Transisi Work From Home (WFH)

Linggar
Linggar
December 22, 2022
Work From Office (WFO) 2023, Pasca Transisi Work From Home (WFH)

Di tahun 2022, work from office (WFO) menjadi kebijakan bagi sebagian perusahaan termasuk startup di tanah air. Sistem kerja ini menggantikan work from home (WFH) yang sebelumnya populer diterapkan selama masa pandemi lalu. 

Sebelumnya penerapan sistem kerja work from home (WFH) diterapkan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi penyebaran virus. Namun, setelah kondisi sudah lebih terkendali, banyak perusahaan yang kembali menerapkan sistem kerja work from office (WFH)

Tak heran, selama 2022, menjadi masa transisi kedua sistem kerja ini. Baik perusahaan maupun karyawan kembali menyesuaikan diri dengan sistem kerja ‘baru’. Di masa ini juga, mungkin perusahaan telah melakukan evaluasi pada kebijakan yang sudah diterapkan. 

Menyambut tahun baru, sistem kerja yang saat ini berjalan, mungkin work from office (WFO), hybrid atau work from home (WFH), tentu ingin ditingkatkan lagi demi produktivitas dan efisiensi. Bagi beberapa perusahaan, tahun 2023 mungkin menjadi waktu pasca transisi ke work from office (WFO) namun mungkin juga bagi sebagaian yang lain sedang menjadi masa transisi itu sendiri.

Sistem kerja yang berbeda, ini bukan hanya berpengaruh pada operasional perusahaan namun juga ritme kerja karyawan. Di tahun 2023, apa saja yang dapat dilakukan perusahaan untuk memaksimalkan sistem kerja work from office (WFO) dan seperti apa persiapan yang perlu dilakukan. 

Dalam artikel kali ini, Shella Kreshwandani, People Operations Generalist Glints Indonesia akan membagikan insight untuk Anda dapat mempersiapkan lingkungan kerja yang lebih baik di tahun mendatang. 

Persiapan WFO 2023

Keunggulan work from office (WFO)

Bagi beberapa karyawan yang sudah merasa nyaman dengan WFH mungkin transisi kembali ke WFO tidak mudah. Namun demikian, dari sudut pandang perusahaan ada beberapa keunggulan yang WFO yang dapat meningkatkan produktivitas kerja. 

Komunikasi internal yang lebih mudah

“Komunikasi tatap muka di kantor pasti akan lebih menghemat waktu untuk berkomunikasi antar karyawan. Pun ketika ada informasi yang kurang jelas, klarifikasi juga dapat segera dilakukan.”

Komunikasi virtual seperti konferensi video yang dilakukan dalam jangka panjang juga cenderung meningkatkan kelelahan hingga muncul istilah Zoom fatigue

HR Cloud mencatat, 38% pekerja jarak jauh merasa kelelahan setelah melakukan rapat harian yang panjang secara virtual. Sementara itu, 30% lainnya merasa stres dengan rutinitas pertemuan virtual ini. 

Padahal rapat dan komunikasi menjadi kebutuhan esensial namun hal ini dapat menjadi beban yang cukup serius ketika dilakukan secara online selama WFH. Sementara itu, hal ini dapat diminimalisir dengan pertemuan langsung ketika sistem kerja kembali menjadi WFO. 

Lebih banyak interaksi 

Dalam interaksi virtual, kita cenderung berkomunikasi dengan intensional. Artinya, jika tidak ada kebutuhan khusus kita cenderung tidak melakukan interaksi. 

Hal ini tentu berbeda dengan interaksi tatap-muka. Ada saling sapa, atau percakapan basa-basi yang bukan hanya penting untuk meningkatkan professional network namun juga mempererat pertamanan.

Secara statistik, komunikasi dan interaksi yang efektif dapat meningkatkan motivasi 85% karyawan. 

“Dengan hadir di kantor, yang terbangun bukan hanya memperluas professional network kita namun juga memungkinkan kite bertemu teman baru.”

Meningkatkan employee engagement

Salah satu tantangan dari WFH adalah terkait dengan program employee engagement. Apalagi menurut poling yang dilakukan oleh Gartner, hanya 16% perusahaan yang sudah memanfaatkan teknologi untuk mengelola program employee engagement-nya.

“Ketika bertemu langsung dan ada kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain, hubungan yang terjalin antar rekan kerja maupun antar tim juga akan semakin erat.”

Bagi perusahaan, dengan karyawan berkumpul, sama-sama hadir di kantor juga memudahkan untuk aplikasi program employee engagement. Ditambah lagi, employee engagement juga dianggap sebagai salah satu faktor krusial untuk meningkatkan produktivitas kerja, baik karyawan maupun perusahaan. 

Mengurangi distraksi 

Suasana menjadi faktor penting dalam menentukan produktivitas kerja. Suasana kantor yang memang dirancang untuk mendukung proses kerja secara umum lebih kondusif. 

Hal ini karena di rumah, sering kali kita berperan ganda, bukan hanya sebagai pekerja, mungkin juga sebagai suami, istri, ayah, ibu, anak, kakak sehingga distraksi lebih mungkin muncul. 

Fokus menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan produktivitas.

Tantangan selama masa transisi WFH ke WFO

Jarak 

Work from Office (WFO)

Terkait dengan jarak, WFO tentu lebih menantang dibandingkan dengan WFH. Hal ini karena untuk melakukan WFO, karyawan perlu menghabiskan waktu untuk perjalanan dari dan ke tempat kerja. 

Apalagi jika berbicara tentang kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya. Waktu perjalanan ini bukan hanay waktu tempuh namun juga termasuk lama macet di jalan. 

Bagi karyawan yang sebelumnya direkrut selama masa WFH, mungkin jarak bukan menjadi pertimbangan namun dengan anjuran datang ke kantor maka perlu menyusun strategi agar dapat bekerja dengan produktif dan tepat waktu.

Work from Home (WFH)

Bagi karyawan yang sudah terbiasa WFH, salah satu yang disyukuri adalah waktu untuk perjalanan ke kantor dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain yang lebih produktif atau bahkan melakukan hobi. 

Komunikasi

Work from Office (WFO)

Komunikasi sejatinya bukan hanya menyampaikan maksud secara verbal, ada intonasi, emosi dan gerak tubuh juga. Dengan bertemu langsung di kantor, komunikasi yang dilakukan dapat mencakup semua aspek tersebut. 

“Dengan bertemu langsung di kantor, komunikasi dapat dilakukan dengan lebih hemat waktu,” jelas Shella. 

Work from Home (WFH)

Dalam pola komunikasi virtual yang terjadi selama WFH, komunikasi cenderung direduksi menjadi menyampaikan apa-apa secara verbal saja. Dampaknya, salah persepsi hingga komunikasi tidak jarang terjadi antar rekan kerja. 

Emotikon bahkan panggilan video tidak dapat sepenuhnya menggantikan komunikasi tatap muka. Masalah komunikasi selama WFH juga dapat mengganggu produktivitas jika tidak dikelola dengan baik. 

Administrasi dan operasional

Work from Office (WFO)

Untuk proses administrasi dan operasional sistem WFO dapat dibilang lebih mudah. Hal ini salah satunya karena didukung dengan pertemuan langsung yang terjadi. 

Namun demikian sistem HR online juga dapat membantu perusahaan mengelola operasional dan administrasi ketika sistem kerja sudah kembali ke kantor.

Work from Home (WFH)

Untuk kebutuhan operasional dan administrasi selama WFH tidak bisa tidak harus memanfaatkan berbagai platform yang tersedia. Yang harus diperhatikan dalam sistem kerja dari rumah adalah pastikan informasi tertulis yang diberikan detail. 

Ditambah lagi pengelolaan administrasi dan operasional selama WFH juga harus selalu didokumentasikan secara rapi untuk memudahkan semua pihak mengakses informasi.

Fleksibilitas

Work from Office (WFO)

Fleksibilitas menjadi salah satu ‘fasilitas’ paling dicari oleh talenta terbaik. Hal ini sayangnya, cenderung lebih sulit diberikan ketika perusahaan memberlakukan WFO penuh seperti sebelum pandemi. 

Salah satu strategi yang diberlakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan manfaat WFO namun juga masih cukup fleksibel adalah dengan memberlakukan kebijakan hybrid

Work from Home (WFH)

WFH cenderung lebih fleksibel. Karyawan lebih memiliki kebebasan untuk memilih waktu produktifnya sehingga dapat mencapai target yang diharapkan. 

Namun demikian, kaburnya batasan jam kerja dan waktu pribadi ini juga dapat mengakibatkan lembur secara terus-menerus hingga berakhir burnout. Perusahaan bersama dengan karyawan perlu menyepakati batasan ini agar mendapatkan produktivitas yang berkelanjutan.

Produktivitas

Work from Office (WFO)

Dari segi produktivitas, baik WFO maupun WFH memiliki tantangannya masing-masing. WFO dapat mendukung produktivitas dengan suasana kerja yang terbangun. Namun juga bisa menjadi distraksi, ada teman ngobrol atau mungkin sudah lelah di perjalanan. 

Work from Home (WFH)

Tantangan bekerja dari rumah seperti yang sudah disinggung di atas terutama terkait dengan banyaknya gangguan atau distraksi. Hal ini tidak dapat sepenuhnya terhindarkan mengingat di rumah mungkin ada distraksi dari anggota keluarga yang lain. 

Dukungan dari Perusahaan untuk WFO yang Lancar

Baik perusahaan maupun karyawan membutuhkan masa adaptasi. Mempersiapkan tahun mendatang, sistem kerja yang akan diterapkan perlu disampaikan secara lengkap dan sudah melewati masa sosialisasi yang menyeluruh. Persiapan ini termasuk menyediakan jawaban atas pertanyaan yang kemungkinan akan muncul.

Selain itu, persiapan dari segi infrastruktur juga tidak kalah penting. Bukan hanya persiapan secara fisik namun juga terkait protokol dan prosedur sesuai dengan kebutuhan pasca pandemi. Hal ini tentu penting untuk karyawan dapat bekerja dengan aman dan nyaman. 

“Selain tempat kerja yang nyaman dan aman, perusahaan perlu menyiapkan Tim Operasional yang siap sedia memantau proses transisi dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh karyawan,” jelas Shella. 

Pasca transisi, indikator kesuksesan masa adaptasi antara lain:

  • Minim pertanyaan atau komplain yang diajukan karyawan atas perubahan sistem kerja ini
  • Karyawan memahami ketentuan yang diterapkan sehingga dapat menerapkannya secara mandiri. 
  • Karyawan memberikan feedback bahwa mereka sudah nyaman bekerja kembali di kantor.

Dukungan dari perusahaan sangat penting untuk memastikan proses peralihan sistem kerja ini berjalan dengan mulus. Namun demikian, evaluasi secara rutin juga penting untuk memastikan sistem kerja WFO yang berjalan sudah memenuhi kebutuhan baik perusahaan maupun karyawan terutama terkait dengan produktivitas dan kolaborasi. 

Rekrut secara Tepat Lebih Cepat bersama Glints!
Bangun tim Anda lebih mudah mulai hari ini! Temukan kandidat berkualitas sesuai kualifikasi Anda dengan efisien bersama Glints. Jadwalkan konsultasi gratis dengan mengisi formulir ini.