Saat angka kecelakaan kerja di Indonesia menunjukkan tren meningkat sepanjang 2020-2022, urgensi meningkatkan budaya keselamatan kerja menjadi topik pembicaraan yang krusial, terutama di industri manufaktur. Faktanya, BPJS Ketenagakerjaan mencatat bahwa lebih dari 60% kecelakaan kerja berasal dari sektor manufaktur dan konstruksi.
Memandang data ini, betapa pentingnya untuk industri manufaktur memastikan bahwa budaya keselamatan kerja bukan hanya menjadi slogan, namun menjadi sebuah implementasi nyata di lapangan. Melalui kolaborasi dan pendekatan yang proaktif, sektor ini dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk memperkuat budaya keselamatan kerjanya.
Untuk membantu Anda memahami strategi yang efektif untuk meningkatkan budaya keselamatan kerja di industri manufaktur, simak ulasan yang telah Glints for Employers rangkum berikut ini.
Table of Contents
ToggleIndustri manufaktur merupakan sektor yang sangat kompleks, dengan beragam mesin, proses, dan bahan yang digunakan. Kesalahan kecil dalam operasional bisa mengakibatkan kecelakaan serius, kerugian materi, atau gangguan produksi.
Saat berbicara tentang keselamatan, kita tidak hanya membahas protokol atau peralatan keselamatan, tapi juga bagaimana karyawan memahami, menghargai, dan berkomitmen pada keselamatan. Menurut penelitian dari Ong Choon Hee, kultur keselamatan yang kuat dapat membentuk perilaku kerja yang aman, membangun kepercayaan antar karyawan, dan menekankan tanggung jawab bersama dalam inisiatif keselamatan.
Meningkatkan Budaya Keselamatan Kerja di Industri Manufaktur
1. Integrasi Keselamatan Sebagai Rutinitas
Tidak cukup hanya memahami keselamatan, namun perlu mengintegrasikannya dalam setiap aspek operasional. Hal ini memastikan keselamatan menjadi bagian intrinsik dari rutinitas sehari-hari, bukan hanya menjadi checklist yang harus dilalui.
2. Komunikasi dan Hubungan Kerja yang Solid
Hubungan kerja yang kuat berarti adanya saling percaya antar anggota tim. Dalam industri manufaktur, di mana situasi dapat berubah dengan cepat, komunikasi yang efektif sangat vital untuk memastikan respon cepat terhadap insiden atau perubahan.
3. Reformasi Insentif dan Penalti
Sistem insentif dan penalti harus mampu mendorong karyawan untuk selalu mengedepankan keselamatan, bukan menyembunyikan insiden. Hal ini meliputi pemberian pengakuan atas upaya yang telah dilakukan untuk menjaga keselamatan kerja, bukan semata hanya hasil.
4. Pemberdayaan Pelaporan Bahaya
Setiap karyawan harus merasa bahwa suaranya didengar. Ini mendorong pelaporan potensi bahaya, yang pada akhirnya dapat mencegah kecelakaan.
5. Prosedur Responsif untuk Masalah Keselamatan
Sebuah sistem responsif memastikan bahwa setiap laporan keselamatan ditangani dengan serius dan segera, meminimalkan potensi kerugian dan memperbaiki kelemahan sistem.
6. Pengertian Tanggung Jawab Keselamatan
Setiap individu dalam tim harus memahami perannya dalam menjaga keselamatan. Hal ini menjamin bahwa setiap aspek dari operasi manufaktur memiliki pertimbangan keselamatan.
7. Pembentukan Komite Keselamatan
Komite ini akan bertindak sebagai penjaga keselamatan, memastikan bahwa standar tertinggi diterapkan. Dengan memiliki representasi dari seluruh tingkatan, komite ini memastikan bahwa semua perspektif diwakili.
8. Dukungan Penuh dari Pimpinan
Tanpa dukungan dari atas, sulit bagi kultur keselamatan untuk benar-benar berkembang. Pimpinan harus menunjukkan komitmen mereka, baik dalam sumber daya, pelatihan, maupun dukungan moral.
Bagaimana Memastikan Komitmen Keselamatan Kerja saat Merekrut Karyawan Baru?
1. Seleksi yang Ketat
Selain kualifikasi teknis, HR harus menilai keseriusan calon terhadap keselamatan. Calon yang memiliki rekam jejak keselamatan yang baik menunjukkan komitmen mereka.
2. Pelatihan Awal yang Mendalam
Setiap karyawan baru harus menerima pelatihan keselamatan yang komprehensif sebelum bergabung dengan tim. Pelatihan ini memastikan bahwa mereka memahami protokol keselamatan perusahaan dan siap untuk menghadapi situasi di lapangan.
3. Budaya Feedback yang Terbuka
Membangun budaya di mana karyawan baru merasa nyaman memberikan feedback atau mengajukan pertanyaan terkait keselamatan. Ini mendorong dialog yang konstruktif dan pertumbuhan kesadaran keselamatan yang berkelanjutan.
4. Pembinaan oleh Senior
Karyawan yang lebih berpengalaman harus membimbing yang baru dalam hal keselamatan. Pembinaan ini memastikan bahwa pengetahuan dan panduan kerja yang tepat diteruskan dan diinternalisasi oleh generasi berikutnya.
Dalam menghadapi tantangan kompleks perekrutan di industri manufaktur, penting bagi perusahaan untuk memastikan mengambil pendekatan yang tepat. Menarik tenaga kerja senior dan eksekutif membutuhkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan industri dan keterampilan khusus yang diperlukan. Sebagai perusahaan, Anda membutuhkan sumber daya dan strategi yang tepat untuk menemukan kandidat yang paling sesuai.
Jadi, mengapa Anda tidak berkolaborasi dengan ahli di bidang ini?
Glints for Employers memiliki akses 5 juta basis data untuk talenta senior dan eksekutif berkualitas tinggi. Dengan pengalaman dan keahlian kami dalam industri manufaktur, tim rekruter profesional Glints siap membantu Anda mengidentifikasi, menilai, dan merekrut kandidat terbaik yang sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan Anda.
Jangan biarkan perusahaan Anda tertinggal dalam persaingan, mulai konsultasi gratis hari ini!