Peran Quality Control (QC): 4 Contoh Jobdesk & Kualifikasinya

Mungkin Anda sering mendengar istilah quality control dalam proses produksi di pabrik atau industri lain. Jobdesk quality control bukan hanya soal memeriksa barang sebelum dikirim ke pelanggan.
Lebih dari itu, quality control (QC) menjaga standar mutu produk atau layanan agar sesuai spesifikasi perusahaan dan kebutuhan konsumen.
Kali ini, Glints akan membahas seluk-beluk quality control, mulai dari pengertian, bedanya dengan quality assurance (QA), peran dan tugasnya, hingga keterampilan yang dibutuhkan.
Isi Artikel
ToggleQuality control adalah sebuah sistem yang dibuat untuk memantau dan memeriksa produk atau layanan, memastikan kualitasnya sesuai standar yang ditetapkan.
Istilah “kontrol” di sini menandakan adanya proses pengecekan yang intens, mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga produk akhir. Dalam beberapa industri, QC juga mencakup pengujian sampel atau inspeksi acak di lini produksi.
Memiliki orang dengan job title sebagai quality control akan membantu perusahaan dalam mendeteksi cacat sejak awal, mencegah barang rusak mencapai konsumen, dan menjaga reputasi di mata pelanggan.
Sering terjadi kebingungan antara quality control (QC) dan quality assurance (QA). Keduanya sama-sama bertujuan menjaga kualitas, tetapi pendekatannya berbeda.
Quality assurance lebih menitikberatkan pada proses pencegahan, bagaimana prosedur kerja dan standar operasional dijalankan dengan benar, sedangkan quality control fokus pada penemuan kesalahan atau cacat di produk akhir atau tahap produksi tertentu.
Singkatnya, QA bersifat preventif (menjamin proses berjalan baik), sementara QC bersifat korektif (menemukan dan mengatasi cacat atau kesalahan).
Walaupun setiap perusahaan punya cara dan alat kerja berbeda, secara umum jobdesk QC meliputi:
Banyak masalah produk muncul karena bahan baku tidak sesuai standar. QC biasanya melakukan pengecekan visual, pengujian di laboratorium (jika diperlukan), atau mengukur parameter tertentu sebelum bahan tersebut dipakai di lini produksi.
Di sektor manufaktur, QC melakukan pengecekan berkala (misal, setiap beberapa jam sekali) untuk memastikan mesin dan prosesnya tidak menyimpang dari standar mutu.
Pada tahap akhir produksi, QC mengambil sampel produk untuk diuji. Hasilnya akan menentukan apakah produk layak dilepas ke pasar atau perlu diperbaiki.
Dalam industri makanan, misalnya, job description dan tanggung jawab seorang QC adalah mencicipi rasa, memeriksa kemasan, dan mencocokkan tanggal kedaluwarsa.
Semua hasil pemeriksaan dicatat, entah secara manual atau dalam sistem komputer. Dari data ini, QC bisa menganalisis pola cacat, memeriksa tren, dan memberi masukan ke tim produksi untuk perbaikan.
QC tak bisa jalan sendiri. Mereka berkoordinasi dengan tim produksi, quality assurance, hingga manajemen puncak. Jika menemukan cacat berulang, QC akan melapor, sehingga langkah perbaikan bisa dijalankan.
Bila ditemukan barang cacat, QC harus segera memisahkannya agar tidak tercampur dengan produk baik. Kadang QC juga memberi rekomendasi apakah barang cacat bisa diperbaiki atau harus dimusnahkan.
Dengan tanggung jawab sedemikian luas, QC menjadi garda terakhir yang menjamin kepuasan pelanggan. Tanpa QC yang sigap, cacat produk sulit dideteksi hingga pelanggan mengeluh, yang tentu saja merugikan reputasi perusahaan.
Baca juga: 7 Proses Rekrutmen Efektif Terkini: HR Harus Tahu!
Agar job desk quality control berjalan lancar, perusahaan umumnya mencari kandidat dengan keterampilan dan kualifikasi berikut:
QC perlu mengerti berbagai standar mutu atau sertifikasi (mis. ISO 9001, HACCP), tergantung bidang usaha. Mereka juga harus paham SOP internal, agar inspeksi selaras dengan kebijakan perusahaan.
Mengukur dimensi barang, menimbang berat, atau memeriksa tanggal kedaluwarsa menuntut ketelitian. Kesalahan kecil bisa berarti ketidaksesuaian produk dalam skala massal.
Ketika mendapati cacat, QC perlu menganalisis penyebabnya, apakah dari mesin, bahan baku, atau prosedur kerja. Penguasaan teknik root cause analysis dapat sangat membantu.
QC kerap berkomunikasi dengan operator mesin, supervisor produksi, atau departemen lain. Kemampuan menyampaikan temuan dengan jelas memudahkan tindakan perbaikan.
Tergantung industrinya, QC mungkin perlu memakai alat uji laboratorium, mikrometer, caliper, atau software khusus. Familiaritas dengan alat-alat ini mempercepat proses inspeksi.
Terutama di pabrik yang beroperasi 24 jam, QC terkadang bekerja shift dan berurusan dengan target produksi ketat. Ketangguhan fisik dan mental diperlukan.
Baca juga: 10 Hard Skill dan Soft Skill yang Paling Dibutuhkan 5 Tahun Kedepan
Berikut empat contoh job description untuk posisi QC yang bisa Anda jadikan acuan ketika memasang iklan lowongan kerja.
Judul Pekerjaan: Quality Control (Fresh Graduate)
Deskripsi Pekerjaan
Kualifikasi
Job Title: Quality Control (Fresh Graduate)
Job Description
Qualifications
Judul Pekerjaan: Quality Control (Minimal 1 Tahun Pengalaman)
Deskripsi Pekerjaan
Kualifikasi
Job Title: Quality Control (Min. 1 Year Experience)
Job Description
Qualifications
Sebelum menulis job description (jobdesc) untuk jobdesk quality control, penting untuk memahami apa saja hal yang dicari kandidat. QC bukan hanya soal memeriksa barang, tetapi juga menuntut kemampuan kerja sama, komunikasi, dan analisis.
Bila jobdesc terlalu singkat atau abstrak, pelamar mungkin ragu apakah posisi ini sesuai minat mereka. Sebaliknya, jobdesc yang terlalu bertele-tele bisa membuat calon kandidat bingung.
Berikut tips yang bisa membantu Anda merancang jobdesk Quality Control dengan jelas dan efektif.
Tuliskan detail tugas QC secara jelas, misalnya memeriksa bahan baku, memonitor proses produksi, hingga mencatat data cacat harian. Pastikan pelamar paham apa yang dikerjakan sehari-hari, mulai dari tahap awal sampai produk selesai.
Jika QC harus berkoordinasi dengan tim lain (misal QA atau supervisor produksi), sebutkan sejak awal.
Sebutkan secara tegas jika perusahaan Anda menerapkan standar ISO 9001, HACCP, atau regulasi khusus.
Jadi, kandidat tahu job desk Quality Control tak hanya memeriksa barang secara kasatmata, melainkan juga memastikan kepatuhan terhadap SOP dan aturan resmi.
Jelaskan pula apakah ada prosedur internal yang perlu diikuti, seperti pengetesan laboratorium khusus atau audit mingguan.
Informasi ini membantu pelamar memahami bahwa QC harus memastikan setiap proses sesuai persyaratan regulasi maupun kebijakan perusahaan.
Pastikan Anda membuat penjelasan terkait keterampilan yang dibutuhkan seorang QC. Misalnya, QC memerlukan kemampuan mengoperasikan alat pengukur, seperti mikrometer atau caliper, serta mungkin software pengolah data.
Jelaskan pula pentingnya komunikasi, karena QC harus melaporkan temuan cacat dan berkoordinasi dengan tim produksi atau atasan.
Jika perusahaan perlu QC yang mampu menganalisis data lebih lanjut, tuliskan kualifikasi seperti “mampu mengolah data mutu dengan Excel” atau “bisa membuat laporan harian secara detail.” Skill teknis dan soft skill sama-sama penting untuk peran ini.
Buat penjelasan jobdesc QC dalam kalimat pendek dan mudah dipahami. Hindari istilah teknis yang berbelit, atau beri penjelasan singkat jika benar-benar perlu mencantumkannya.
Contohnya, tuliskan “melakukan inspeksi berkala,” “mengambil sampel acak,” atau “mengecek kesesuaian dimensi produk” secara ringkas. Ini memudahkan pelamar langsung menangkap inti tugas QC tanpa bingung oleh kalimat panjang.
Sebutkan manfaat yang QC dapat, seperti pelatihan rutin, jenjang karier di divisi mutu, atau bonus bagi tim QC yang sukses menurunkan tingkat cacat. Hal ini membuat kandidat merasa posisi QC di perusahaan Anda layak dilamar.
Jangan lupa beritahukan jika ada sistem shift atau jam kerja bergiliran, supaya pelamar tahu konsekuensi jadwal kerjanya. Informasi ini membantu kandidat menilai kesiapan mereka sebelum bergabung dengan tim QC.
Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat menyusun jobdesc QC yang jelas, ringkas, dan tetap memikat bagi pelamar berkualitas.
Sedang mencari QC teliti untuk menjaga mutu produk perusahaan Anda? Pasang lowongan kerja gratis di Glints dan rekrut kandidat terbaik yang siap meningkatkan standar mutu di bisnis Anda!