1,463 views

Mengapa Karyawan “Segan” dengan HRD?

Anggita Dwinda
Anggita Dwinda
February 23, 2021
Mengapa Karyawan "Segan" dengan HRD?

©️ Unsplash

Dalam pandangan umum karyawan, Human Resources Department (HRD) sering dianggap sebagai pihak yang tidak sejalan dengan kepentingan mereka. Itulah alasan mengapa HR dan karyawan sulit memiliki hubungan harmonis di banyak perusahaan.

Selain itu, banyak karyawan merasa “segan” dengan HR meski posisi mereka sama-sama karyawan di perusahaan. Karyawan cenderung memilih menjauh dan tidak mau mencari perkara dengan HRD. Apa alasannya?

Alasan mayoritas karyawan “segan” dengan HRD

HR punya kewenangan menilai

Staf HR adalah karyawan yang diberi tanggung jawab oleh perusahaan untuk mengelola karyawan di departemen lain, termasuk pengawasan dan penilaian. HR dapat menilai karyawan dari banyak aspek, seperti kinerja, sikap, dan perilaku karyawan di perusahaan.

HR juga menjadi mata dan telinga perusahaan terhadap semua hal yang menyangkut ketenagakerjaan. Dengan kewenangan mengevaluasi karyawan lain, HR dianggap dapat menentukan nasib dan masa depan karyawan di perusahaan, termasuk soal gaji dan promosi.

HR selalu bicara soal target 

Karyawan kurang menyukai berdiskusi dengan HR tentang masalah yang dialaminya di perusahaan. Hal ini karena HR selalu bicara soal target pekerjaan, seolah-olah siklus manajemen SDM di perusahaan hanya seputar penetapan target dan penilaian kinerja.

Padahal karyawan ingin didengar soal ketidakpuasan mereka ditempatkan di jabatan yang tidak sesuai minat dan keterampilan, soal pelatihan keterampilan yang mereka butuhkan, atau soal kompensasi yang tidak memuaskan. Mereka tidak hanya ingin dianggap sebagai tenaga kerja untuk mencapai tujuan perusahaan.

Karyawan HR dianggap kurang terbuka

Jika menyangkut kebijakan perusahaan, HR sering kali dianggap tidak terbuka. Misalnya, terkait alasan mengapa gaji karyawan telat dibayar atau mengapa tidak ada kenaikan gaji karyawan selama dua tahun, HR cenderung tidak menjelaskan situasi sebenarnya.

Dalam soal kesenjangan gaji karyawan, HR berlindung di balik alasan “kerahasiaan” dan tidak akan menjawab mengapa karyawan dengan posisi sama dan tanggung jawab sama mendapat gaji yang jauh berbeda. Sikap tidak transparan inilah yang membuat HR sulit menjadi partner diskusi karyawan.

HR dinilai lebih berpihak pada manajemen

Setiap kebijakan yang diambil HR dinilai lebih berpihak pada kepentingan perusahaan daripada kepentingan karyawan. Jika perusahaan tidak menaikkan upah selama pandemi COVID-19, maka HR harus menjelaskan alasan dan memberikan pembenaran. 

Karyawan yang mengeluh kepada HR akibat kebijakan perusahaan, sering tidak mendapat solusi yang memuaskan. HR juga menjadi benteng yang melindungi manajemen perusahaan dari gugatan hukum karyawan. Begitu juga saat terjadi perselisihan PHK di luar pengadilan, HR mewakili manajemen perusahaan.

Karyawan tidak memahami peran HR

Alasan lainnya yang membuat karyawan tidak menyukai HRD adalah kurangnya pemahaman mereka terhadap peran HR. Pada dasarnya HR adalah karyawan yang mewakili manajemen atau pemilik perusahaan mengurusi SDM perusahaan. Karena itu, HR punya tanggung jawab yang besar dan pekerjaan yang cukup banyak.

HR harus mengelola administrasi karyawan dan mencatat secara akurat, menangani masalah hukum dan kontrak karyawan, menjadi mitra manajemen dalam merumuskan strategi manajemen SDM yang tepat, mengevaluasi kinerja karyawan, memastikan ketersediaan tenaga kerja sesuai kebutuhan perusahaan, meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan, menyediakan pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan, serta menerapkan strategi retensi dan engagement untuk mempertahankan karyawan terbaik.

Daftar tugas yang panjang itu tidaklah ringan dan menghabiskan waktu kerja mereka. Tanpa memahami ini, karyawan akan memiliki persepsi yang tidak imbang mengenai HR perusahaan. 

Serahkan urusan rekrutmen karyawan ideal kepada layanan headhunter

Karena perannya yang vital inilah, HR seharusnya lebih fokus pada tugas-tugas strategis yang berhubungan dengan pengembangan SDM. Pekerjaan merekrut karyawan yang menghabiskan waktu bisa dipercayakan ke platform rekrutmen Glints TalentHunt yang lebih efisien.

TalentHunt membantu Anda menemukan kandidat berkualitas yang paling tepat dengan peran yang Anda butuhkan. Anda tak perlu repot mencari sumber perekrutan, memasang iklan, dan menyeleksi kandidat.

Dengan TalentHunt, Anda hanya perlu memberitahu kami profil karyawan yang Anda inginkan dengan menyebutkan job description dan kriteria. Kami menyeleksi dan merekomendasikan beberapa yang terbaik dan Anda mewawancarai mereka sebelum merekrut.

Tim kami merekrut dengan cepat dan efektif dalam 2–3 minggu, menggunakan teknologi screening berbasis AI untuk menyaring resume lebih dari 130.000 top talent yang telah dikurasi di database kami, serta membuat peringkat otomatis. 

Kelebihan lainnya, TalentHunt memberi Anda garansi 90 hari sehingga Anda bebas risiko. Apabila kinerja karyawan yang kami rekomendasikan tidak memuaskan, tim kami akan mencari penggantinya untuk Anda secara gratis.

Klik https://talenthunt.glints.id untuk mulai merekrut. Tidak ada biaya komitmen di awal. Anda hanya akan membayar setelah memperoleh kandidat, yakni pada saat hari pertama mereka bekerja di perusahaan Anda. 

Lebih dari 1.000 top talent telah direkrut melalui platform ini untuk klien kami, dengan tingkat kepuasan 8/10.

(Penulis: Khairina)

Platform Rekrutmen Online - Job Portal Gratis - Headhunter Indonesia | Glints

Rekrut secara Tepat Lebih Cepat bersama Glints!
Bangun tim Anda lebih mudah mulai hari ini! Temukan kandidat berkualitas sesuai kualifikasi Anda dengan efisien bersama Glints. Jadwalkan konsultasi gratis dengan mengisi formulir ini.