Prorate, atau sering dikenal sebagai prorata mungkin sudah sering kita gunakan di dunia kerja. Apalagi perusahaan yang banyak melakukan rekrutmen. Karyawan baru yang masuk tidak serentak di bulan pertamanya, tentu perusahaan perlu tahu bagaimana melakukan penghitungan gaji prorate.
Lalu seperti apa perhitungan prorate yang sesuai dengan peraturan pemerintah?
Hal ini sangat penting mengingat perusahaan tidak ingin ada pelanggaran peraturan yang mengakibatkan unit bisnis mendapat sanksi dari otoritas berwenang. Sanksi baik administratif apalagi jika menyangkut ada sanksi berupa denda.
Dalam artikel di bawah ini, kita akan bahas mulai dari pengertian prorate, beberapa studi kasus perhitungan prorate, peraturan terkait hingga simulasi perhitungan prorate.
Isi Artikel
ToggleProrate adalah kata yang diambil dari Bahasa Italia yang memiliki arti proporsional. Artinya, prorate adalah gaji atau tunjangan yang diterima oleh karyawan dari perusahaan secara proporsional berdasarkan lama kerjanya. Ketika prorate diberlakukan, maka artinya karyawan ini belum menyelesaikan satu masa kerja.
Untuk gaji misalnya, ketika karyawan masuk di tengah bulan sehingga ketika gajian belum mencapai masa kerja sebulan penuh. Apakah karyawan ini tidak mendapatkan haknya berupa upah?
Jawabannya, tentu ia akan mendapatkan gaji yang sudah menjadi haknya. Namun, perhitungannya bukan menggunakan gaji penuh namun dengan perhitungan gaji prorata. Oleh karena itu, kemungkinan besar gaji yang diterima tidak sebesar yang tertulis dalam kontrak kerja.
Mengetahui penghitungan gaji prorate akan memudahkan perusahaan untuk melakukan onboarding, misal ada posisi yang sangat mendesak dibutuhkan sehingga tidak memungkinkan untuk menunggu awal bulan.
Terkait dengan penghitungan prorate, mulai dari elemen-elemennya hingga perhitungannya diatur dalam Keputusan Menteri Nomor Kep.102/MEN/VI/2004.
Dalam peraturan ini, ada beberapa elemen yang menentukan perhitungan prorata seperti menghitung upah per jam, lalu jumlah jam kerja baru kemudian menghitung besaran gaji prorata yang diterima.
Berdasarkan UU ketenagakerjaan, cara menghitung upah per jam dari karyawan adalah membagi upah sebulan (yang terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap) dengan 173.
Upah per jam = 1/173 x upah sebulan |
Misalnya kita ingin menghitung upah per jam untuk karyawan dengan gaji UMR DKI Jakarta, Rp4.416.186 maka upah per jam dari karyawan tersebut adalah
1/173 x Rp4.416.186 = Rp25.527
Setelah mendapatkan upah per jam langkah berikutnya untuk menghitung besaran prorate adalah dengan menghitung jumlah jam kerja karyawan tersebut di perusahaan.
Jika perusahaan menggunakan sistem 8 jam kerja dalam sehari dan 5 hari kerja, waktu kerja ideal dalam sepekan adalah 40 jam.
Untuk menghitung jumlah kerja karyawan, cara perhitungan berikut ini bisa menjadi acuannya.
Jumlah jam kerja = jumah hari x jumlah jam kerja
Misalnya karyawan ini masuk di tanggal 13 September 2021, maka perhitungannya adalah
14 hari x 8 jam kerja = 112 jam kerja
Langkah terakhir yang perlu dilakukan untuk menghitung gaji prorata adalah dengan menggabungkan angka-angka yang sudah ada di atas. Perhitungan gaji prorata adalah dengan mengalikan upah per jam dengan total jam kerja karyawan.
Gaji prorate = jumlah jam kerja x upah per jam |
Maka dengan mengambil contoh dari karyawan di atas didapatkan perhitungan sebagai berikut
Rp25.527 x 112 = Rp2.859.024
Perhitungan prorata bukan hanya berlaku untuk perhitungan gaji yang sudah disebutkan di atas.
Penghitungan prorata juga bisa berlaku untuk tunjangan seperti Tunjangan Hari Raya (THR). Dalam kasus perhitungan prorata THR karyawan, ada banyak karyawan yang masuk ke perusahaan belum mencapai masa kerja setahun ketika pembagian THR dilakukan.
Untuk perhitungan prorata THR, caranya lebih mudah
Prorate THR = jumlah bulan bekerja / 12 x upah sebulan |
Jika kita menggunakan kasus pekerja di atas, seorang karyawan dengan upah Rp4.416.186 mulai bekerja pada 13 September 2021 maka THR yang akan didapatkan pada Lebaran 2022 adalah:
8/12 x Rp4.416.186 = Rp2.958.844
Itu dia ulasan lengkap mengenai perhitungan gaji prorate yang perlu perusahaan pahami sesuai UU yang berlaku. Setelah memahami perhitungan yang tepat, tentu tidak lengkap rasanya jika Anda belum memahami jenis-jenis perpajakan PPh 21 yang ada.
Salah satu yang menarik dan penting untuk Anda pahami adalah “biaya jabatan“. Ingin memahaminya lebih lanjut? Klik dan baca ulasannya di sini.
Temukan layanan lengkap kami untuk mulai membangun tim yang berkualitas hari ini.
Artikel di atas dipersembahkan oleh Glints for Employers, mitra rekrutmen terpercaya untuk startup dan perusahaan di Asia Tenggara dan Taiwan. Lebih cepat dan hemat, pakar kami yang dibekali dengan teknologi siap membantu Anda terhubung dengan talenta terbaik di sekitar Anda.