10 Indikator Penilaian Kinerja Pegawai

Pada dasarnya, evaluasi kinerja karyawan yang dilakukan perusahaan bukan hanya upaya untuk memelihara tingkat produktivitas karyawan, tapi juga berguna untuk pemberian bonus atau reward atas capaian karyawan. Kriteria penilaian kinerja karyawan haruslah adil, transparan, dan objektif.
Karena itu, dibutuhkan metrik pengukuran terhadap proses dan hasil kerja dengan menggunakan indikator penilaian.Setiap perusahaan memiliki indikator penilaian kinerja pegawai yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan jenis industri.
Indikator ini mengukur pemenuhan tanggung jawab dari peran yang dijalankan karyawan, mana yang sudah memenuhi harapan dan mana yang belum. Penilaian ini biasanya dilakukan pada karyawan yang baru, misalnya dalam masa percobaan, untuk mengetahui kecocokan kandidat dengan peran/pekerjaan yang diberikan.
Indikator ketepatan waktu paling banyak dipakai perusahaan yang memiliki jenis pekerjaan dengan deadline atau tenggat waktu sangat ketat yang tak bisa dilanggar. Ketepatan waktu dan kecepatan juga menunjukkan efisiensi kandidat dalam bekerja. Semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk bekerja, maka semakin efisien proses kerja mereka.
Kualitas pekerjaan adalah indikator penting dan digunakan perusahaan dalam menilai hasil kerja karyawan. Indikator ini menentukan keterampilan, kecakapan, dan tingkat kompetensi karyawan dalam bekerja. Hasil pekerjaan berkualitas berarti memenuhi standar mutu yang ditetapkan dan mengurangi komplain pelanggan.
Hasil pekerjaan juga diukur dengan pemenuhan target dalam satuan waktu, misalnya target harian, mingguan, atau bulanan. Target dikonversi dalam ukuran kuantitas, misalnya target sales menjual sejumlah produk atau mendapatkan sekian pelanggan dalam sebulan. Kuantitas merupakan indikator penilaian kinerja pegawai yang paling sering digunakan karena paling mudah diukur dalam angka.
Tingkat kehadiran dapat menggambarkan kedisiplinan dan komitmen karyawan dalam bekerja. Presensi juga menunjukkan kepatuhan karyawan pada peraturan perusahaan mengenai waktu kerja dan kesadaran terhadap kewajibannya sebagai pekerja. Karena itu, presensi tidak hanya diukur dari kehadiran karyawan, tetapi juga ketepatan waktu masuk dan selesai kerja. Keterlambatan yang berulang mengurangi durasi jam kerja yang berarti juga mengurangi produktivitas.
Indikator ini mengukur seberapa bagus karyawan menjalankan tugasnya dalam tim, bagaimana mereka berkomunikasi dengan atasan, menerima perintah dan menjalankannya, serta berkolaborasi dengan rekan kerja. Beberapa karyawan cukup baik dalam perannya untuk pekerjaan yang sifatnya individual, tetapi gagal dalam pekerjaan yang menuntut teamwork, misalnya sulit beradaptasi dengan orang lain.
Banyak perusahaan yang menganggap inisiatif karyawan sebagai hal positif dalam penilaian kinerja, misalnya inisiatif pemecahan masalah yang jitu, inisiatif meredam konflik dalam tim, dan inisiatif untuk melakukan hal-hal baru yang memberikan hasil nyata. Karyawan yang punya inisiatif biasanya merupakan pekerja mandiri yang dapat menjalankan perannya tanpa perlu banyak supervisi dari atasan.
Kepemimpinan merupakan keterampilan sosial yang juga menjadi indikator penilaian kinerja bagi karyawan yang memiliki anggota tim atau bawahan, seperti manajer atau supervisor. Karyawan yang memiliki leadership kuat dapat membawa pengaruh positif bagi kinerja tim, seperti menjaga motivasi anggota, mengefisienkan pekerjaan, dan mengatasi hambatan tim lebih cepat.
Aspek perilaku juga menjadi indikator penilaian kinerja pegawai yang cukup penting bagi banyak perusahaan. Bahkan, seringkali indikator ini menjadi yang paling dominan melebihi hasil pekerjaan, terutama untuk karyawan dalam masa percobaan atau kontrak. Karyawan yang memenuhi target pekerjaan bisa gagal untuk dipertahankan karena punya perilaku buruk di kantor, seperti menolak perintah atasan, sering berkonflik dengan rekan kerja, tidak tepat waktu, bolos kerja tanpa alasan, dan sebagainya.
Karakter juga menjadi kriteria penilaian kinerja karyawan yang tak bisa diabaikan. Bagi beberapa perusahaan, karakter yang sesuai dengan budaya perusahaan menjadi syarat nomor satu dalam mempertahankan karyawan. Sebagai contoh, di perusahaan yang menjunjung integritas, kejujuran menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki setiap pegawai. Misalnya, perusahaan media massa yang punya reputasi dan kredibilitas kuat di mata publik tidak segan memecat karyawan yang menerima uang/suap dari narasumber.
Indikator penilaian kinerja juga bisa mengukur kecocokan kandidat dengan jenis pekerjaan yang dijalankan. Kandidat berkualifikasi belum tentu berkinerja tinggi saat menjalankan peran di perusahaan berbeda. Oleh sebab itu, penilaian karyawan baru sangat penting dilakukan terutama pada 3 bulan pertama.
Jika Anda merekrut kandidat melalui Glints for Empployers, Anda akan mendapat jaminan selama masa penilaian kinerja atau percobaan 90 hari pertama. Tak perlu khawatir apabila karyawan baru tersebut tidak cocok atau tidak mampu menjalankan peran, tim TalentHunt akan mencari kandidat pengganti untuk Anda tanpa biaya.
Glints for Employers adalah jasa rekrutmen profesional yang membantu banyak perusahaan merekrut top talent secara efisien, hanya dalam waktu 14 hari. Anda tak perlu repot melakukan tahapan rekrutmen sendiri, tetapi cukup mewawancarai beberapa kandidat yang kami rekomendasikan dari hasil penyaringan kami.
Dengan sistem rekrutmen yang menggabungkan machine learning AI, tim berdedikasi, dan juga dukungan sumber perekrutan yang dapat diandalkan yaitu kumpulan bakat dengan lebih dari 5 juta top talent yang telah dikurasi, kami memilih kandidat paling tepat sesuai deskripsi pekerjaan dan kriteria yang Anda tetapkan.
Aplikasi lowongan kerja Glints juga menyediakan job portal gratis untuk memasang iklan tanpa batas. Caranya mudah, cukup buat akun di https://employers.glints.id dan posting iklan Anda untuk menjaring pencari kerja yang Anda inginkan.
(Penulis: Ari Susanto)