Fungsi HR learning and development (L&D) atau pelatihan dan pengembangan karyawan telah menjadi salah satu tren global human capital versi Deloitte pada tahun 2019. Memasuki tahun yang baru, bagaimana tren learning and development (L&D) di 2022? Bagaimana perusahaan perlu meresponi tren yang baru?
Table of Contents
TogglePerusahaan Anda belum memiliki fungsi learning and development (L&D)? Ada beberapa manfaat dari penerapan learning and development (L&D) bagi perusahaan, yaitu sebagai berikut.
Penerapan learning and development (L&D) di perusahaan disebut Forbes dapat menurunkan tingkat retensi karyawan (employee retention rate). Sebanyak 93% dari hampir 4.000 karyawan sebagai responden survei Workforce Learning Report pada 2018 menyebut mereka bersedia untuk tinggal lebih lama pada perusahaan yang berinvestasi pada pengembangan diri karyawan. Tingkat retensi yang tinggi juga lebih hemat secara biaya. Merekrut kandidat baru umumnya membutuhkan biaya lima kali lipat dibandingkan dengan mempertahankan karyawan yang sudah bergabung.
Karyawan yang dibekali dengan pelatihan tercatat memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Sebuah studi yang dilakukan IBM juga mencatat kenaikan tingkat produktivitas tim hingga 10%. Alasannya, pelatihan dapat menumbuhkan pemahaman serta kemampuan karyawan sehingga mereka dapat mengimplementasikan bentuk praktik terbaik dengan lebih efisien.
Pengetahuan dan kemampuan yang didapatkan dari learning and development (L&D) dapat membuat karyawan merasa mereka bertumbuh dan menjadi lebih baik pada pekerjaan yang mereka tekuni. Jika tingkat kepuasan karyawan terhadap pekerjaan terbilang baik, dalam jangka panjang, dapat membantu membentuk budaya perusahaan yang positif. Budaya perusahaan dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
Program pelatihan dan pengembangan karyawan yang dilakukan secara kolektif lebih engaging lantaran sifatnya dua arah. Melalui grup-grup diskusi atau pelatihan antar sesama karyawan, tidak hanya materi seputar hard skills yang dapat karyawan terima, melainkan juga soft skill seperti kemampuan memecahkan masalah dan bekerjasama.
Dengan peer learning, karyawan juga memiliki kesempatan untuk berbagi dan menampilkan kemampuan yang mereka punya di antara rekan-rekan kerjanya. Isi materi yang disampaikan pad pelatihan yang dipimpin oleh karyawan, juga dapat tersusun secara lebih kontekstual, dibandingkan dengan yang dipimpin oleh pihak eksternal.
Program pengembangan dan pelatihan karyawan seringkali dikemas dalam format seminar. Namun, durasi seminar dapat memakan waktu dan memotong jam produktif karyawan. Jika diadakan di luar jam kerja, dapat menimbulkan persepsi perusahaan tidak menghargai batasan karyawan dan kebutuhan mereka akan waktu personal di luar pekerjaan.
Oleh karena itu, materi pelatihan dan pengembangan karyawan dapat dikemas dan dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Misalnya, dalam format chat, polling, video, dan format-format lainnya. Hal ini memberi kesempatan bagi karyawan untuk menyerap konten pelatihan dengan cara yang berbeda.
Learning and development yang menggunakan teknologi, seperti chatbot dan teknologi AR/VR juga menjadi tren di 2021. Chatbot atau asisten virtual sendiri sudah mulai dimanfaatkan oleh institusi pendidikan, dan diprediksi akan semakin banyak dimanfaatkan di tahun-tahun ke depan. Sedangkan teknologi AR/VR, belum banyak digunakan lantaran harganya yang masih tergolong mahal.
Selain pemanfaatan chatbot dan AR/VR, ada beberapa metode e-learning lain yang juga menjadi tren pelatihan karyawan di 2021, seperti penggunaan learning management system (LMS) dan learning experience platform (LXP).
Bentuk pelatihan dan pengembangan karyawan yang terpersonalisasi dapat dimulai dari mendesain program onboarding yang sesuai dengan industri perusahaan Anda. Bentuk lain pelatihan yang terpersonalisasi dapat berupa mempelajari gaya belajar masing-masing karyawan di perusahaan Anda dan menyesuaikan materi pelatihan dengan mereka. Dengan demikian, masing-masing karyawan dapat menyerap dan mempertahankan informasi dengan lebih baik serta mengimplementasikan pengetahuan tersebut ke penyelesaian tugas sehari-hari.
Pengaturan kerja hybrid WFO-WFH yang makin banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan sejak pandemi COVID-19. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi juga perlu diterapkan pada fungsi learning & development. Integrasikan materi pelatihan dan pengembangan karyawan dengan teknologi atau media sosial agar manfaat dari L&D juga dapat dirasakan oleh pekerja remote sekalipun.
Upskilling, atau kegiatan mempelajari kemampuan tambahan atau memoles kemampuan yang telah dimiliki serta reskilling, atau mempelajari kemampuan baru untuk posisi baru menjadi semakin tinggi urgensinya. Hal ini termuat dalam ebook terbaru Glints Tren dan Panduan Gaji 2022. Alasannya, bahwa biaya untuk memfasilitasi karyawan untuk menguasai hal baru tetap terhitung lebih rendah dibandingkan dengan merekrut karyawan baru dengan kemampuan yang lebih kompleks. Mempertimbangkan kemajuan zaman dan pengaturan kerja yang terus berubah menyesuaikan keadaan, pelatihan dan pengembangan karyawan secara berkala menjadi penting.