Tantangan JULO Menemukan Talenta Tepat yang Cocok dengan Budaya Organisasi
“Saya baru bergabung dengan JULO selama 2 pekan namun saya sudah merasa nyaman.” tutur Satryo, Junior Backend Engineer di JULO.
Satryo adalah contoh kandidat tepat yang dicari oleh semua perusahaan. Ia memiliki kualifikasi keahlian sesuai dengan posisi dan juga memiliki kecocokan dengan budaya organisasi. Menemukan kandidat seperti Satryo merupakan tantangan rekrutmen bagi JULO.
Di talent pool, rekruter mungkin bisa dengan mudah menemukan kandidat yang memiliki keahlian sesuai namun ketika digabungkan dengan kecocokan pada budaya organisasi jumlahnya jadi jauh berkurang.
Inilah yang membuat banyak perusahaan kesulitan menemukan kandidat yang tepat termasuk JULO.
JULO hadir untuk membuka akses kredit digital yang lebih luas bagi jutaan anak bangsa yang belum tersentuh layanan perbankan dan keuangan. Data dari The Asian Banker menyebut dari total 181 juta penduduk berusia dewasa di Indonesia, 51% di antaranya masuk dalam kategori unbanked dan 26% masuk dalam kategori underbanked.
Membangun produk yang dapat menginspirasi perubahan pada jutaan orang tentu tidak mudah. Talenta digital menjadi tulang punggung pertumbuhan bisnis ini. Bagaimana JULO mengatasi tantangan sumber daa manusia untuk percepatan bisnisnya?
Baca juga: Tips Menyelaraskan Skill dan Culture Fit Saat Rekrutmen
Dalam mewujudkan visinya, JULO membangun sebuah super app finansial. Sejak berdiri pada tahun 2016, nilai yang dibawa JULO masih sama, accessibility. JULO ingin mengambil peran dalam mendorong inklusi keuangan di seluruh Indonesia melalui inovasi berbasis teknologi.
Di tahun pertama berdirinya, JULO menjadi pemenang Indonesia Fintech Festival. Di tahun 2019, JULO memperoleh award Inclusive Fintech 50 dan mendapatkan sertifikasi ISO 27001 untuk keamanan sistem informasi. Disusul dengan mendapatkan lisensi penuh dari Otoritas Jasa Keuangan pada Mei 2020.
Memenangkan satu pencapaian ke pencapaian lain, menghadapi satu tantangan ke tantangan lain tentu membutuhkan sumber daya manusia yang tepat. Talenta yang bukan hanya mumpuni dari sisi hard skill namun juga memiliki soft skill, visi misi yang sama sehingga cocok dengan budaya kerja organisasi.
Hal ini penting untuk meningkatkan efisiensi rekrutmen karena peluang retensi karyawan yang lebih tinggi. Data dari BuiltIn menyebut 47% karyawan memilih mencari tempat kerja baru karena ketidakcocokan dengan budaya perusahaan. Pergantian karyawan yang terus-menerus tentu tidak efisien baik secara biaya, waktu maupun sumber daya manusia.
Selain itu, banyaknya startup teknologi yang bergerak di bidang keuangan sehingga membutuhkan kandidat dengan posisi dan kualifikasi serupa, membuat JULO mesti ‘bertarung’ lebih keras untuk mendapatkan kandidat tepat.
Salah satu cara JULO menghadapi talent war di industrinya adalah dengan menyiapkan lingkungan dan dan budaya kerja yang mendukung perkembangan karir maupun personal karyawan. Selain itu, JULO juga menyediakan ruang yang nyaman untuk menjaga kesehatan mental karyawan agar produktivitas yang dihasilkan juga sehat. Programnya antara lain dukungan sesi konsultasi bersama AMI.
Glints merupakan salah satu layanan rekrutmen yang konsisten membantu JULO dalam menemukan kandidat yang tepat. Hal ini dikarenakan Glints memiliki database kandidat siap wawancara yang mumpuni.
“Glints membantu kami dalam menyediakan kandidat yang sesuai dengan requirements yang JULO butuhkan,” tutur Viola Silvya Irene, Head of Talent Acquisition and Employer Branding JULO.
Selain database, Glints juga membantu dengan melakukan proses seleksi awal sehingga mempercepat perusahaan menemukan kandidat yang tepat.
Tersedia ratusan artikel lainnya seputar praktik HR untuk dorong akselerasi bisnis Anda. Ingin baca lebih cepat? Mari berlangganan newsletter Glints for Employers sekarang!
