14,694 views

4 Model Kepemimpinan Situasional

Anggita Dwinda
Anggita Dwinda
March 6, 2021

Model kepemimpinan situasional adalah teori kepemimpinan yang menyarankan model manajemen yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan situasi. Pemimpin perlu mengenali tingkat perkembangan dan kesiapan anggota/pengikut, kemudian memilih model kepemimpinan yang paling tepat untuk diterapkan.

Situational leadership model ini dikembangkan pertama kali oleh Ken Blanchard dan Paul Hersey dengan nama “Life Cycle Theory of Leadership” pada akhir dekade 1960-an. Kemudian teori ini berganti nama menjadi “Situational Leadership Theory”.

Teori kepemimpinan situasional muncul untuk menjawab pertanyaan paling klasik mengenai gaya kepemimpinan terbaik dalam organisasi. Sayangnya, tidak pernah ada model kepemimpinan yang benar-benar paling baik dan paling unggul dibanding yang lainnya. 

Gaya kepemimpinan yang paling efektif adalah yang paling tepat dengan situasi dan kondisi. Pemimpin yang sukses adalah mereka yang memiliki kemampuan beradaptasi dengan berbagai gaya kepemimpinan pada saat berbeda.

Model kepemimpinan situasional membedakan empat gaya pemimpin, yakni S1, S2, S3, S4, yang didasarkan pada perilaku arahan (directive behavior) dan perilaku dukungan (supportive behavior). Sedangkan situasinya ditentukan oleh tingkat kesiapan (readiness level) anggota tim, yakni R1, R2, R3, R4.

Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai keempat model ini.

S1 (Telling-Directing)

Model kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku arahan tinggi dan perilaku dukungan rendah. Pemimpin memiliki peran sentral dalam proses pengambilan keputusan tanpa melibatkan pengikut.

Pemimpin memberitahukan keputusan dan mengarahkan bawahan melalui instruksi dan kontrol yang ketat. Mereka menetapkan dengan rinci mengenai apa, bagaimana, dan kapan tugas-tugas harus diselesaikan oleh bawahan.

Dukungan pemimpin terhadap anggota sangat rendah dan nyaris tidak ada ruang bagi inisiatif dan kreativitas bawahan. Kepemimpinan ini menekankan pendekatan top-down, komunikasi satu arah, dan pengawasan atasan secara langsung terhadap pekerjaan. Model ini lebih dekat dengan gaya otokratik.

R1 (Readiness level: low)

Model kepemimpinan ini lebih tepat digunakan untuk situasi di mana anggota tim memiliki kompetensi (pengetahuan/keterampilan) rendah dan motivasi rendah untuk mengambil tanggung jawab. Karena itu, dibutuhkan pendekatan manajemen mikro atau leader-directed.

S2 (Selling-Coaching)

Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku arahan tinggi dan perilaku dukungan tinggi. Pemimpin masih memegang peran sentral dalam pengambilan keputusan, namun ia juga memberikan dukungan penuh terhadap anggota tim, membantu membangun kepercayaan diri mereka, dan menyediakan bimbingan dalam menjalankan pekerjaan.

Pemimpin “menjual” keputusan kepada anggota tim dan menjelaskan alasan mengapa keputusan tersebut penting, serta memastikan agar setiap orang memahami dan menerima keputusan tersebut. Dalam situasi ini, pemimpin mulai menerapkan komunikasi dua arah, mengembangkan hubungan, dan mendengarkan bawahan, meski kendali pengambilan keputusan tetap di tangan pemimpin. 

R2 (Readiness level: moderate)

Model kepemimpinan ini lebih tepat digunakan untuk situasi di mana anggota tim memiliki kompetensi rendah namun punya motivasi dan kepercayaan tinggi untuk mengambil tanggung jawab. Gaya kepemimpinan ini masih bersifat leader-directed.

S3 (Participating-Supporting)

Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku arahan rendah dan perilaku dukungan tinggi. Pemimpin sedikit memberikan instruksi dan lebih banyak memberikan dukungan dan bantuan kepada anggota tim. 

Proses pengambilan keputusan menggunakan metode partisipatif untuk menghasilkan keputusan bersama. Bawahan dilibatkan dalam proses tersebut dan punya peran yang besar dalam menentukan keputusan. 

Diskusi semakin terbuka terhadap ide, saran, dan kritik, di mana pemimpin menjadi pendengar yang baik bagi anggota tim. Kualitas hubungan pemimpin dan bawahan semakin baik berkat pendekatan komunikasi dua arah yang menggabungkan top-down dan bottom-up. Model ini lebih dekat dengan gaya demokratis.

R3 (Readiness level: moderate)

Model kepemimpinan ini lebih tepat digunakan untuk situasi di mana anggota tim memiliki kompetensi tinggi namun punya motivasi dan kepercayaan rendah untuk mengambil tanggung jawab. Gaya kepemimpinan ini sudah bergeser ke self-directed atau tidak diarahkan lagi oleh pemimpin.

S4 (Delegating-Monitoring)

Gaya kepemimpinan ini ditandai dengan perilaku arahan rendah dan perilaku dukungan rendah. Pemimpin tidak lagi melibatkan diri dalam tugas dan tanggung jawab.

Kepemimpinan delegatif ini memberikan otonomi kepada bawahan dan membiarkan mereka menyelesaikan pekerjaan dengan caranya sendiri. Pengambilan keputusan terpusat pada anggota tim, dan tidak ada campur tangan atasan.

Pemimpin hanya berperan dalam fungsi monitoring terhadap kemajuan pekerjaan dan baru melibatkan diri apabila muncul masalah serius yang membutuhkan perannya. Model ini lebih dekat dengan gaya laissez-faire.

R4 (Readiness level: high)

Model kepemimpinan ini lebih tepat digunakan untuk situasi di mana anggota tim memiliki kompetensi tinggi sekaligus punya motivasi dan kepercayaan tinggi untuk mengambil tanggung jawab. 

Cari kandidat dengan skill kepemimpinan yang tepat melalui platform rekrutmen online

Terlepas dari keempat model kepemimpinan situasional di atas, memiliki karyawan dengan kompetensi tinggi lebih menguntungkan bagi pemimpin ketimbang karyawan yang kurang kompeten. Selain mengurangi peran directing, pengetahuan dan keterampilan berkorelasi dengan tingkat kinerja. 

Glints for Employers membantu perusahaan merekrut karyawan yang kompeten untuk beragam peran secara efisien. Platform rekrutmen ini memberikan Anda akses ke database lebih dari 130.000 top talent berpengalaman yang telah dikurasi. 

Dengan proses rekrutmen yang cepat dan efektif, kami membantu Anda menemukan kandidat berkualitas tinggi yang paling tepat dengan job description dan persyaratan yang Anda inginkan dalam waktu 2–3 minggu. Proses kami melibatkan tim rekruter spesialis dan teknologi screening berbasis AI yang andal dan bebas bias untuk menyaring database kami.

Layanan Glints for Employers mencakup garansi 90 hari penggantian kandidat gratis apabila karyawan yang kami rekomendasikan memiliki kinerja yang tidak memuaskan. Lebih dari 30.000 klien kami memberikan rating kepuasan layanan 8 dari 10.

Anda bisa memulai rekrutmen dengan TalentHunt tanpa perlu biaya di awal. Kunjungi Glints for Employers untuk layanan rekrutmen lainnya.

(Penulis: Khairina)

Platform Rekrutmen Online - Job Portal Gratis - Headhunter Indonesia | Glints

Rekrut secara Tepat Lebih Cepat bersama Glints!
Bangun tim Anda lebih mudah mulai hari ini! Temukan kandidat berkualitas sesuai kualifikasi Anda dengan efisien bersama Glints. Jadwalkan konsultasi gratis dengan mengisi formulir ini.