Perbedaan Human Resource dan Human Capital

Ada perusahaan yang menggunakan istilah Human Resource Management untuk menyebut bagian personalia, tetapi ada perusahaan yang menamai departemen tersebut Human Capital Management. Apa perbedaannya?
Fungsi Human Resource (HR) dan Human Capital (HC) adalah mengurusi manusia di dalam organisasi bisnis. Tetapi, kedua departemen tersebut memiliki perbedaan secara filosofis dalam mendefinisikan “manusia” yang memengaruhi bagaimana organisasi memperlakukan mereka.
Istilah “human capital” awalnya muncul dari teori yang pertama kali dirumuskan oleh Becker (1962) dan Rosen (1976). Keduanya berargumen bahwa pekerja individu memiliki kumpulan keterampilan atau kemampuan yang dapat ditingkatkan atau diakumulasikan melalui pelatihan dan pendidikan.
Di ruang lingkup organisasi masa kini, human capital kemudian diartikan sebagai departemen yang mengelola manusia sebagai modal berharga perusahaan yang perlu ditingkatkan nilainya dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Bukan sebagai sumber daya yang akan habis, perusahaan menganggap karyawan sebagai aset yang bisa dikembangkan nilainya.
“Nilai suatu bisnis ditentukan oleh sejauh mana financial capital dan intellectual capital dikelola dengan baik oleh modal manusia. Penting untuk memastikan bahwa human capital manusia ditangani dengan tepat.”
-Dave Bookbinder, Author The New ROI
Fungsi human capital dalam perusahaan tergolong luas. HC bertugas mengalokasikan anggaran perusahaan untuk merekrut, melatih, dan membayar gaji karyawan sebagai investasi perusahaan. Di mana, investasi tersebut diharapkan mendatangkan pengembalian dan keuntungan atau return of investment (ROI).
Investasi pada karyawan dapat diberikan dalam bentuk kompensasi dan benefit yang menarik, pengembangan karyawan untuk mempelajari skill baru, kesempatan karier, dan penyediaan fasilitas kerja yang optimal.
Tak hanya itu, HC juga berfungsi untuk merancang strategi employee engagement, meningkatkan loyalitas karyawan, dan menurunkan turnover. Pengukuran HC untuk menilai karyawan adalah signifikansi kontribusi, pertumbuhan nilai karyawan, dan peningkatan kompetensi serta keahlian yang berguna dalam pertumbuhan perusahaan.
Pengertian Human Resource
Berbeda dengan human capital, human resource (HR) didefinisikan sebagai departemen yang mengelola manusia sebagai sumber daya perusahaan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
Dengan sudut pandang ini, HR melihat karyawan sebagai sumber daya akan “habis” pada kurun waktu tertentu. Misalnya ketika karyawan semakin tua, mereka dinilai mengalami penurunan produktivitas dan tidak bisa dimanfaatkan lagi. Sebelum “habis”, karenanya perusahaan harus mengoptimalkan karyawan untuk menghasilkan manfaat sebesar-besarnya.
Fungsi HR mencakup pengelolaan karyawan mulai dari merekrut, melatih, mengevaluasi, dan memberikan kompensasi. Masalah hubungan kerja, keamanan kerja, dan kesejahteraan karyawan menjadi tanggung jawab HR.
Semua anggaran yang dikeluarkan perusahaan terkait ketenagakerjaan dihitung sebagai biaya perusahaan, bukan investasi seperti yang dilakukan HC. Dengan biaya tersebut, HR harus menerapkan strategi untuk membuat karyawan dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
Ukuran HR untuk menilai karyawan adalah hasil pekerjaan. Karyawan bernilai tinggi adalah mereka yang memiliki kinerja atau kontribusi tinggi, dan mereka mendapatkan reward berupa bonus, kenaikan gaji, dan promosi.
Seringkali dimaknai sama, ternyata HRM, HCM, dan TM memiliki perbedaan mendasar. Simak penjabarannya dalam infografik berikut.
1. Peningkatan Kepuasan Karyawan
Investasi dalam pengembangan karyawan dapat meningkatkan kepuasan kerja. Menurut Society for Human Resource Management (SHRM), komitmen organisasi terhadap pengembangan profesional dianggap penting oleh 42% karyawan yang disurvei. Ini menunjukkan ketika karyawan merasa perusahaan peduli dengan pengembangan karier karyawan, mereka cenderung lebih puas dengan pekerjaannya.
2. Meningkatkan Retensi dan Engagement
Kurangnya kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dapat menyebabkan perasaan kurang dihargai dan stres kerja. Bagi milenial, peluang pengembangan sangat penting. Survei Deloitte pada tahun 2016 menemukan 70% milenial mencantumkan kurangnya pengembangan kepemimpinan sebagai alasan utama untuk meninggalkan posisi saat ini. Dalam hal ini, investasi dalam pengembangan karyawan dapat meningkatkan retensi dan mengurangi biaya pergantian karyawan.
3. Meningkatkan Return on Investment (ROI)
HCM memahami bahwa investasi dalam manusia berdampak positif terhadap perkembangan bisnis perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Investasi seperti gaji, tunjangan, dan pelatihan dipercayai mereka dapat meningkatkan produktivitas, inovasi, daya saing, serta profitabilitas perusahaan.
4. Rekrutmen yang Lebih Baik
Perusahaan yang berinvestasi dalam pengembangan SDM lebih mampu menarik kandidat berkualitas. Selain kompensasi, kandidat hebat juga mencari kesempatan untuk kemajuan karier. Jika perusahaan tidak menyediakan kesempatan tersebut, sulit bagi mereka untuk mendapatkan kandidat terbaik.
5. Memperkuat Budaya Organisasi
Investasi dalam SDM juga dapat memperkuat budaya organisasi. Kepuasan dan keterlibatan karyawan yang lebih baik akan membentuk budaya perusahaan yang positif. Karyawan yang ingin terus belajar, memiliki kesempatan pengembangan karier, dan merasa senang bekerja di perusahaan akan meningkatkan produktivitas mereka. Budaya positif ini memengaruhi keterlibatan dan kebahagiaan karyawan.
Saat ini, rekrutmen yang efektif menerapkan otomatisasi dalam menyeleksi kandidat untuk mengefisienkan pekerjaan dan meningkatkan kualitas hasil rekrutmen. Glints for Employers merekrut top talent untuk perusahaan dengan menggunakan teknologi otomatisasi screening berbasis AI.
Proses rekrutmen pun menjadi lebih cepat dan efisien, hanya dalam 14 hari. Teknologi AI dan rekruter profesional Glints menyeleksi dan merekomendasikan kandidat yang paling tepat untuk peran yang dicari perusahaan dengan berbekal 5 juta kandidat berkualitas di talent pool kami.