Culture Fit di Retail: Mengapa Penting & Strateginya

Culture Fit Retail — Perkembangan industri retail di Indonesia menunjukkan tren dan dinamika yang menarik. Hingga akhir tahun 2023, industri retail nasional diprediksi tumbuh sekitar 4,2 persen.
Pertumbuhan ini, meskipun positif, tetap dihadapkan berbagai tantangan, termasuk dampak pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya pulih dan gejolak geopolitik global yang berpengaruh terhadap produktivitas industri.
Sebagai industri yang dikenal begitu dinamis, retail membutuhkan talenta yang tidak hanya berkeahlian, namun juga cocok dengan budaya perusahaan. Mengapa?
Industri retail menghadapi berbagai tantangan, termasuk fluktuasi permintaan dan persaingan yang ketat. Menurut data McKinsey, turnover karyawan ritel front-line di AS mencapai setidaknya 60% setiap tahunnya.
Di sisi lain, retail menawarkan kesempatan berkembang dan pengembangan keterampilan interpersonal yang menarik. Peluang inovasi dan adaptasi teknologi juga merupakan poin plus unik di industri ini.
Seperti yang sudah disebut sebelumnya, di Indonesia, sektor retail tumbuh secara positif. Misalnya, sektor F&B menunjukkan ketahanan selama pandemi dan menjadi motor penting bagi ekonomi Indonesia. Menurut sebuah sebuah laporan dari Mordor Intelligence, pasar retail Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan CAGR sekitar 5% selama periode 2024-2029.
Inovasi teknologi seperti AI dan mobile technologies menjadi tren utama, yang menawarkan pengalaman yang lebih personal bagi pelanggan dan membantu dalam pengelolaan inventaris yang lebih efisien.
Mendukung segala tren pertumbuhan ini, talenta tepat menjadi poin yang perlu digarisbawahi oleh HR.
Culture fit mengacu pada kesesuaian nilai dan perilaku seorang karyawan dengan nilai dan budaya organisasi. Di industri retail, di mana interaksi langsung dengan pelanggan sangat penting, culture fit menjadi krusial.
Karyawan yang memiliki culture fit yang baik dengan perusahaan cenderung mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan. Menurut McKinsey, karyawan retail yang termotivasi dan cocok dengan budaya perusahaan cenderung memiliki kinerja yang lebih baik.
Culture fit juga berdampak pada retensi karyawan. Industri retail sering menghadapi masalah turnover karyawan yang tinggi, dan mempekerjakan karyawan yang cocok dengan budaya perusahaan dapat membantu mengurangi masalah ini.
Untuk menemukan talenta yang sesuai dengan budaya perusahaan di retail, Anda memerlukan perencanaan strategi yang menyeluruh. Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
Langkah pertama dalam proses ini adalah mendefinisikan dengan jelas nilai inti dan budaya perusahaan. Ini mencakup etos kerja, cara berinteraksi dengan customer atau audiens, dan lingkungan kerja yang diinginkan.
Penyampaian nilai dan budaya perusahaan harus dilakukan secara transparan melalui berbagai kanal seperti situs web perusahaan dan media sosial untuk menarik kandidat yang tepat.
Deskripsi pekerjaan harus mencakup kualifikasi teknis dan keahlian yang diperlukan serta menekankan nilai budaya perusahaan. Dengan demikian, kandidat dapat memahami dengan lebih baik apa yang diharapkan oleh perusahaan dan bagaimana mereka dapat berkontribusi secara efektif.
Dalam proses wawancara dan seleksi, penting untuk mengevaluasi bagaimana kandidat dapat menyatu dengan budaya perusahaan. Ini dapat dilakukan melalui pertanyaan yang dirancang untuk mengukur nilai-nilai, sikap kerja, dan pendekatan interpersonal kandidat.
Memperkuat employer branding melalui promosi aktif nilai dan budaya perusahaan bisa meningkatkan daya tarik perusahaan di mata kandidat potensial. Keterlibatan aktif dalam komunitas dan industri juga membantu menunjukkan nilai dan budaya perusahaan.