75 views

Menavigasi Lanskap Rekrutmen Startup di Asia Tenggara: Tantangan, AI, dan Masa Depan Dunia Kerja

Avinash Singh
Avinash Singh
March 24, 2024
AI

Dalam dunia startup yang dinamis dan penuh dengan persaingan, khususnya di Asia Tenggara, tahun 2023 telah menjadi tahun yang penuh dengan refleksi dan menjadi masa kritis bagi para founder untuk terus beradaptasi.

Para pemimpin startup dihadapkan banyak tekanan untuk menyesuaikan strategi perekrutannya — tercatat hingga 41% di berbagai macam perusahaan rintisan — startup di kawasan ini harus menavigasi lanskap yang penuh tantangan dengan mengurangi budget atau anggaran untuk mendatangkan talenta baru. Penyebab utama dari kondisi ini adalah akses terhadap pendanaan dari investor yang kian berkurang, memaksa perusahaan untuk lebih kritis dalam pengelolaan keuangan, terutama dalam aspek perekrutan.

Meskipun anggaran terbatas, tak kurang dari 78% startup di Asia Tenggara tetap berkomitmen untuk merekrut profesional berkualitas. Keputusan ini menunjukkan tekad kuat para pemimpin startup untuk terus berekspansi dan berinovasi. Hanya 19% menyatakan tidak ada perekrutan baru, sedangkan 3% lainnya masih belum yakin akan membuka lowongan baru.

Strategi Perekrutan Bijak di Tengah Keterbatasan

Menurut Cheryl Liew, Head of Talent di Monk’s Hill Ventures, “Dalam lanskap pasar saat ini, menambah karyawan bukanlah satu-satunya solusi untuk percepatan pertumbuhan. Sangat penting untuk membuktikan kecocokan produk dengan pasar dan memiliki rencana yang jelas menuju profitabilitas dengan fokus pada efisiensi dan produktivitas. Ekspansi tim harus dilakukan secara disiplin, termasuk melibatkan CXO paruh waktu.”

Varian Lim, Chief Strategy Officer di Tessaract.io, menekankan bahwa prioritas utama di 2023 adalah optimasi alokasi sumber daya dan keberlangsungan usaha. “Kami melakukan perekrutan secara selektif, hanya untuk posisi krusial yang benar-benar dibutuhkan,” jelas Varian, menyoroti perlunya adaptasi strategis di tengah ketidakpastian ekonomi.

AI dalam Strategi Talenta: Pandangan dari Glints

Oswald Yeo, CEO dan Co-founder Glints, membagi perspektifnya mengenai penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam strategi rekrutmen dan manajemen talenta. Glints telah menerapkan AI untuk meningkatkan efisiensi operasional, sekaligus meningkatkan kualitas layanan rekrutmen. Oswald menyatakan, “Kami mendorong penggunaan AI di berbagai fungsi kerja, termasuk marketing, sales, design, dan engineering.”

Refleksi Oswald terhadap tahun 2023 menunjukkan bahwa tantangan dalam menarik dan mempertahankan talenta semakin besar karena batasan kompensasi. Namun, ia mengidentifikasi peluang, termasuk pembangunan “TalentHub” lintas negara di Asia Tenggara, yang membuka akses ke talenta lebih luas dan meningkatkan profitabilitas.

Dampak AI dan Masa Depan Dunia Kerja

Melihat ke masa depan, Oswald berpendapat bahwa selain memanfaatkan AI, para founder juga harus tetap berfokus pada prinsip dasar: merekrut talenta terbaik, memastikan tim yang kohesif, dan menangani karyawan berkinerja buruk secara efektif. “Prinsip-prinsip ini tak lekang oleh waktu dan akan selalu krusial, bagaimanapun perkembangan dunia kerja,” tegasnya.

Dari refleksi dan proyeksi ini, jelaslah bahwa startup di Asia Tenggara menghadapi tantangan unik dalam lanskap industri teknologi yang berubah cepat. Namun, dengan strategi bijak, penggunaan AI yang efektif, dan penekanan pada pembinaan talenta, mereka tetap dapat berkembang dan beradaptasi di era digital ini.

Untuk memahami lebih dalam tentang revolusi talenta AI dan tren pasar kerja di Asia Tenggara, unduh “Laporan Tren Talenta Startup Asia Tenggara 2024” sekarang di sini.


Rekrut secara Tepat Lebih Cepat bersama Glints!
Bangun tim Anda lebih mudah mulai hari ini! Temukan kandidat berkualitas sesuai kualifikasi Anda dengan efisien bersama Glints. Jadwalkan konsultasi gratis dengan mengisi formulir ini.