Sebagaimana melansir Forbes, salah satu tren ketenagakerjaan yang akan terus bertahan adalah strategi blended workforce. Sederhananya, blended workforce adalah sistem manajemen karyawan (talent management) yang terdiri dari berbagai status kepegawaian.
Misalnya dalam satu perusahaan, terdapat berbagai jenis kontrak karyawan yang ditawarkan, yakni pegawai:
Tren ini awalnya dimulai dari kebutuhan perusahaan akan tenaga kerja yang tinggi pada waktu tertentu, tapi mungkin tidak terlalu dibutuhkan lagi dalam jangka panjang.
Beberapa perusahaan juga memilih strategi ini karena perusahaan belum mampu menunjang semua karyawan dengan hak-hak pegawai penuh waktu. Itu sebabnya, ada beberapa posisi yang perlu diprioritaskan.
Untuk menjalankan talent management dengan sistem kepegawaian yang berbeda-beda, perusahaan harus memahami dulu keunggulan dan risikonya.
Setelah itu, pertimbangkan dengan faktor-faktor penting seperti kondisi perusahaan, jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan karyawan, atau ketersediaan tenaga kerja di pasar.
Table of Contents
ToggleSetiap karyawan punya tujuan karier berbeda-beda. Dengan sistem blended workforce, perusahaan jadi bisa menawarkan pilihan kontrak kerja yang paling sesuai dengan kebutuhan karyawan.
Sebagai contoh, seorang pegawai memilih kontrak kerja selama satu tahun karena sudah berencana membangun bisnisnya sendiri dalam setahun ke depan, sehingga tak akan berkomitmen jangka panjang ke perusahaan.
Dengan begitu, dirinya tetap bisa berkontribusi sesuai dengan skill dan minatnya, tetapi juga bisa mempertahankan kebebasan untuk mengatur dan membangun rencana kariernya sendiri.
Karyawan dengan berbagai jenis status kepegawaian menawarkan perspektif yang berbeda-beda. Seorang tenaga kerja lepas misalnya, bisa menawarkan insights menarik soal klien lain yang sedang ia tangani.
Semakin banyak perspektif, pengalaman, dan informasi dalam sebuah tim, semakin matang pula pengambilan keputusannya nanti.
Untuk skillset tertentu di industri, apalagi yang sangat spesifik, kemungkinan sulit ditemukan. Kalaupun ada, mereka mungkin tidak tertarik untuk bekerja penuh waktu sebagai pegawai tetap.
Dengan menawarkan status kepegawaian yang berbeda, perusahaan jadi bisa mengisi posisi tersebut lebih cepat.
Kadang, sulit menentukan batasan dalam talent management karyawan dengan status kepegawaian campur. Misalnya haruskah pegawai kontrak dimasukkan dalam sistem talent management perusahaan?
Itu sebabnya, sebelum merekrut, pastikan perusahaan sudah menentukan terlebih dahulu batasan untuk masing-masing jenis kontrak.
Mungkin pegawai tetap punya jam kerja yang pasti, sedangkan mereka harus berkoordinasi dengan pekerja lepas yang jam kerjanya berbeda.
Itu sebabnya, menetapkan ketentuan yang jelas soal jam dan jadwal kerja tim pada awal perjanjian, sangat dibutuhkan.
Dalam beberapa kasus, pekerja paruh waktu mungkin memiliki hitungan gaji per jam yang lebih mahal dibandingkan pegawai tetap. Namun, pekerja paruh waktu tidak perlu diberikan tunjangan penuh layaknya pegawai tetap.
Ini yang akan menjadi tantangan nantinya dalam talent management jika perusahaan menggunakan strategi blended workforce.
Saat ini, rekrutmen yang efektif menerapkan otomatisasi dalam menyeleksi kandidat untuk mengefisienkan pekerjaan dan meningkatkan kualitas hasil rekrutmen. Glints for Employers merekrut top talent untuk perusahaan dengan menggunakan teknologi otomatisasi screening berbasis AI.
Proses rekrutmen pun menjadi lebih cepat dan efisien, hanya dalam 14 hari. Teknologi AI dan rekruter profesional Glints menyeleksi dan merekomendasikan kandidat yang paling tepat untuk peran yang dicari perusahaan dengan berbekal 5 juta kandidat berkualitas di talent pool kami.