Blind hiring atau blind recruitment sering diterapkan oleh perusahaan yang ingin membangun budaya inklusif dan keragaman dalam organisasi mereka. BBC, HSBC, dan Deloitte merupakan contoh perusahaan yang menggunakan cara ini untuk merekrut kandidat yang akan mereka pekerjakan.
Blind recruitment adalah metode seleksi atau screening dengan menyembunyikan informasi demografis kandidat yang dapat menyebabkan bias, baik secara sadar maupun tidak. Tujuan dari blind hiring ini setidaknya ada dua, yakni:
Table of Contents
ToggleProses blind recruitment bisa dimulai dari penulisan deskripsi pekerjaan yang bersifat gender-neutral, yakni dengan bahasa yang tidak mengarah pada gender atau membedakan peran untuk gender tertentu, tidak menyebutkan umur, dan tidak mewajibkan lulusan universitas ternama.
Dalam proses screening, semua informasi demografis di resume disembunyikan sehingga rekruter hanya mengetahui keterampilan dan kompetensi kandidat. Informasi yang disembunyikan adalah:
Beberapa software bisa digunakan untuk menyembunyikan informasi demografis di atas, seperti Pinpoint, Tektio, dan Blendoor.
Selanjutnya, rekruter melakukan penilaian terhadap keterampilan teknis, soft skill, serta karakter dan kepribadian kandidat dengan memberikan tes secara anonim. Skill test ini juga bisa diberikan dalam take-home assessment, yang juga dilakukan tanpa mencantumkan nama kandidat.
Baca Juga: 7 Tahapan Rekrutmen yang Efektif
Jika menggunakan wawancara pendahuluan, rekruter juga melakukan secara anonim. Caranya bisa dengan memberikan daftar pertanyaan melalui email untuk dijawab oleh kandidat, atau melalui aplikasi live chat.
Pada akhirnya, rekruter akan membuat keputusan untuk memilih beberapa kandidat anonim berdasarkan skill test dan wawancara pendahuluan, lalu mengundang mereka untuk bertemu dalam interview. Blind recruitment berakhir saat rekruter berhadapan dengan kandidat dalam wawancara langsung.
Meski demikian, proses wawancara tatap muka harus tetap dilakukan dengan meminimalkan bias. Agar lebih objektif, rekruter biasanya menggunakan form wawancara, kartu penilaian, dan melibatkan panel.
Blind hiring hanya salah satu cara merekrut tanpa bias untuk mendapatkan hasil rekrutmen yang berkualitas. Ada cara lain merekrut tanpa bias, seperti menggunakan teknologi screening berbasis kecerdasan buatan (AI).
Headhunter Indonesia Glints melalui layanannya, TalentHunt, menggunakan teknologi machine learning AI yang membaca resume berdasarkan algoritma, seperti kecocokan kata kunci dan mengabaikan informasi lainnya. Screening cepat ini tidak hanya menyeleksi kandidat terbaik dari database, tetapi juga membuat pemeringkatan secara otomatis.
Tim TalentHunt kemudian merekomendasikan kandidat teratas dan paling sesuai dengan job description dan kualifikasi yang Anda cari. Anda mewawancarai mereka dan memutuskan siapa yang akan Anda rekrut.
Jika Anda tidak terkesan dengan kandidat, membatalkan rekrutmen tidak menimbulkan biaya apa pun bagi Anda, alias gratis. Jika Anda merekrut, maka tim TalentHunt akan memberi garansi 90 hari penggantian kandidat apabila karyawan baru tersebut tidak dapat bekerja dengan baik di posisi yang Anda berikan.
Glints juga menyediakan layanan job portal untuk perusahaan yang ingin memasang iklan lowongan kerja gratis dan tanpa batas. Anda hanya perlu membuat akun di https://employers.glints.id, lalu posting iklan Anda untuk menjaring kandidat di antara ratusan ribu pencari kerja yang mengunjungi situs Glints.