Di perusahaan start-up, ketika pertumbuhan dikejar dalam waktu yang sesingkat mungkin, dalam kondisi ini contoh cara yang paling efektif untuk mengejarnya adalah dengan feedback.
Dengan memberi dan menerima feedback, perbaikan secara terus-menerus bisa dilakukan lebih cepat. Namun demikian, feedback juga penting untuk pertumbuhan karyawan secara profesional bahkan juga personal.
Feedback atau masukan, adalah pendapat yang diberikan oleh pengguna suatu produk, jika dalam lingkungan kerja bisa juga berupa hasil pekerjaan. Feedback bukan melulu juga berupa kritik atau saran perbaikan, feedback pun bisa berupa apresiasi.
Table of Contents
ToggleSeperti yang sudah disinggung sebelumnya, proses memberikan dan menerima feedback menjadi katalisator penting untuk menunjang pertumbuhan perusahaan.
Dengan adanya feedback, para pekerja bisa melakukan perbaikan pada kinerjanya sehingga bisa mempercepat pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai hal ini, pemberian feedback bisa diberikan dalam frekuensi yang lebih sering dibanding hanya setahun sekali pada evaluasi kinerja tahunan.
Memberikan feedback juga termasuk dalam budaya kerja yang baik. Hal ini karena dengan adanya budaya kerja yang satu ini, karyawan di perusahaan akan bertumbuh secara profesional.
Feedback untuk perbaikan perusahaan bukan hanya datang dari dalam perusahaan, namun juga dari luar. Untuk feedback dari luar, bisa diperoleh dari pelanggan contohnya.
Begitu pentingnya feedback dari pelanggan, tidak sedikit perusahaan yang memiliki sistem seperti rating hingga memberikan insentif, contohnya bonus poin, bagi pelanggan yang mau memberikan feedback.
Baik feedback dari internal maupun eksternal, masing-masing memiliki peran penting untuk perusahaan.
Sebuah studi, mengungkap akibat dari tidak adanya feedback di perusahaan, karyawan yang merasa diabaikan oleh manajernya akan merasa tidak terlibat. Akibatnya, turnover rate akan meningkat.
Memberikan apresiasi berupa pujian bisa menjadi motivasi di lingkungan kerja. Selain itu, memberikan apresiasi juga akan membuat suasana kerja menjadi lebih positif.
Jika selama ini feedback masih sering diartikan semata kritik maka hal itu tidak sepenuhnya benar.
Karyawan senang merasa diapresiasi dan kemungkinan besar dengan cara ini mereka bisa semakin loyal pada perusahaan. Akibatnya, angka turnover juga bisa ditekan.
Apresiasi bisa diberikan melalui pujian informal sampai dengan memberikan penghargaan berupa piagam, piala hingga keuntungan lain.
Kapan waktu yang tepat untuk memberikan apresiasi?
Tips penting ketika menyampaikan apresiasi:
Contoh:
Adi menawarkan bantuan untuk rekan kerjanya. Lalu rekan kerjanya juga memberikan apresiasi atas bantuan dan insight-nya.
Hubungan antar rekan kerja yang saling bersedia memberikan apresiasi penting untuk menjadi fondasi bagi tim yang kuat.
Kritik merupakan salah satu contoh feedback yang paling akrab kita ketahui.
Kritik yang disampaikan dengan baik bisa menjadi alat bahkan katalis untuk perbaikan. Namun sebaliknya, kritik juga bisa membuat karyawan merasa tidak dihargai kalau disampaikan dengan cara yang salah.
Kapan kritik perlu disampaikan?
Tips menyampaikan kritik:
Contoh
Adi melihat bahwa rekan kerjanya terus melakukan kesalahan ketika mengerjakan proyek penting. Ketika menyampaikan kekhawatirannya bahwa kesalahannya bisa mengakibatkan kerugian untuk perusahaan, ia menyampaikan secara privat.
Bukan hanya itu, Adi juga memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan rekan kerjanya beserta dokumentasi yang diperlukan untuk menjadi referensi.
Evaluasi merupakan contoh feedback yang biasanya disampaikan dalam pertemuan yang lebih formal.
Dalam evaluasi beberapa hal yang disampaikan seperti target, pencapaian kinerja hingga terkait kontrak kerja.
Kapan sebaiknya evaluasi dilakukan?
Untuk manajer, apa yang perlu diperhatikan ketika memberikan evaluasi?
Contoh evaluasi kinerja
Adi terjadwal menghadiri evaluasi kinerja tahunan, dalam pertemuan ini Adi akan melakukan sesi 1-on-1 dengan manajernya untuk membahas beberapa KPI kerjanya.
Dalam sesi ini, manajer Adi akan memberikan evaluasi kinerja, mulai dari kinerja yang sudah baik atau yang masih perlu diperbaiki.
Contoh feedback yang satu ini lebih hands-on, atau manajer bukan hanya menyampaikan kritik namun juga terlibat langsung untuk mengajari. Oleh karena itu, model yang satu ini lebih cocok dilakukan terutama ketika karyawan masih ada di tahap training.
Contoh coaching
Ani baru masuk sebagai tenaga sales baru sehingga belum terbiasa dengan proses bisnis dan perangkat kerja yang digunakan. Untuk membantunya, Ari memberikan coaching.
Dalam proses ini, Ari memperkenalkan Ani pada proses bisnis dan perangkat kerja yang digunakan. Ari juga memberikan tips yang bisa dipraktikkan ketika bekerja.
Dalam sesi yang satu ini, tujuan utamanya adalah menginspirasi karyawan. Dengan adanya sesi ini, harapannya tercipta lingkungan kerja yang lebih aman dan ramah untuk pekerja.
Sesi memberi semangat ini bisa dilakukan baik formal maupun informal.
Tips penting
Bagi manajer memberikan feedback kepada karyawan juga bisa menjadi cara untuk mengenal tim lebih jauh. Hal ini tentu juga penting untuk keharmonisan ritme kerja dalam tim.