5 Cara Menciptakan Lingkungan Kerja Ideal untuk Milenial
©️ Pexels
Kantor-kantor dengan desain dan fasilitas keren milik Google, Amazon, dan Facebook, menjadi inspirasi banyak startup di dunia, dan kerap dianggap identik dengan lingkungan kerja ideal bagi karyawan milenial saat ini.
Lingkungan kerja yang ideal pada dasarnya tidak hanya dibentuk oleh aspek fisik semata, tapi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan nonfisik seperti hubungan sosial, atmosfer kantor, aturan dan norma, dan budaya kerja.
Kantor dengan bangunan dan fasilitas yang memanjakan karyawan bisa menjadi tidak menyenangkan ataupun produktif bila lingkungan sosialnya didominasi orang-orang “toxic”, dipenuhi intrik yang tidak sehat, atau memiliki manajer yang buruk.
Ini artinya, jika Anda ingin membangun lingkungan kerja ideal bagi milenial, faktor fisik dan nonfisik haruslah seimbang.
Milenial adalah generasi yang tumbuh dewasa di era digital dan kehidupan sehari-harinya tak bisa lepas dari internet. Dalam hal pekerjaan, mereka juga tak bisa membayangkan bekerja dengan cara-cara tradisional tanpa teknologi sebagai sumber daya modern.
Milenial ingin bekerja secara produktif dengan tool manajemen proyek berbasis cloud yang fleksibel, yang memungkinkan mereka bekerja dari mana saja dengan berbagai perangkat seperti laptop atau smartphone. Meminta karyawan milenial bekerja di meja kantor dengan perangkat lunak on-premise jelas sudah ketinggalan zaman.
Bagi milenial, teknologi bukan hanya soal kemudahan, kecepatan, dan efisiensi dalam menyelesaikan tugas, tetapi juga memungkinkan kolaborasi dengan rekan kerja atau tim. Termasuk soal komunikasi, teknologi video conference membantu mereka untuk lebih sering bertemu secara virtual, sehingga jarak bukan lagi kendala dalam jika harus bekerja remote.
Aspek budaya kerja bisa menjadi alasan penting bagi milenial untuk tetap bertahan atau meninggalkan pekerjaan. Lingkungan kerja yang ideal memiliki budaya kerja positif yang memungkinkan karyawan milenial mengembangkan diri secara profesional.
Tempat kerja dengan budaya organisasi yang inklusif, mengapresiasi ide, hasil karya, dan pencapaian karyawan, serta mendorong kolaborasi dan partisipasi, lebih disukai milenial. Sebaliknya, lingkungan kerja tradisional yang birokratis, micromanaging, serta tidak memberikan penghargaan akan ditinggalkan.
Selain itu, kepemimpinan di perusahaan juga akan menentukan budaya kerja. Manajer tipe leader yang memotivasi akan membentuk budaya kerja yang berbeda dari manajer tipe bos yang mengatur dan memerintah anak buah.
Aspek penting lainnya dari lingkungan kerja ideal bagi milenial adalah fleksibilitas. Perusahaan yang tidak dapat memercayai karyawan mereka bekerja secara mandiri tidak akan pernah dapat mempekerjakan milenial.
Berbeda dengan generasi pendahulunya, milenial sangat menyukai otonomi dan kemandirian. Mereka ingin dipercaya dalam menjalankan tanggung jawab pekerjaan, dan kurang menyukai bekerja di bawah supervisi ketat.
Sistem tradisional “8-to-4” atau “9-to-5” mungkin berhasil dan berjalan baik untuk perusahaan yang saat ini masih didominasi Generasi X. Tetapi, dalam beberapa tahun ke depan setelah pandemi, perusahaan yang tidak menawarkan flex job akan ditinggalkan milenial dan Gen Z.
Lingkungan kerja tidak bisa disebut ideal bagi milenial jika tidak mendorong kolaborasi. Itu sebabnya milenial lebih menyukai konsep coworking space yang banyak digunakan oleh startup digital di Indonesia.
Tetapi, ini tidak semata-mata soal ruangan fisik yang fungsional untuk berbagi dan berinteraksi. Kolaborasi juga soal budaya kerja. Proses kerja yang mendorong kolaborasi antaranggota tim, yakni saat setiap orang dapat berpartisipasi dan terlibat untuk memecahkan masalah, mengembangkan ide, dan menyelesaikan proyek, lebih penting dari sekadar kantor fisik.
Jika empat hal di atas terkait aspek lingkungan nonfisik, yaitu teknologi dan budaya kerja, maka yang kelima merupakan lingkungan fisik. Tempat kerja ideal haruslah aman, nyaman, sehat, dan membuat karyawan betah.
Bagi milenial, selain desain modern dan estetik, tempat kerja juga perlu dilengkapi fasilitas rekreasi untuk menghilangkan kejenuhan dan menyegarkan pikiran. Kantor yang menyediakan meja ping-pong, gym, kantin gratis, ruang santai atau tidur siang, ruang ngopi, ruang musik, dan area bermain lainnya, lebih menarik bagi milenial ketimbang kantor tradisional yang hanya menawarkan cubicle dan ruang rapat.
Menawarkan lingkungan kerja ideal kepada kandidat hebat akan memperbesar peluang Anda mempekerjakan mereka. Untuk mencari kandidat hebat, Anda dapat menggunakan layanan headhunter Glints TalentHunt.
Platform rekrutmen ini memiliki lebih dari 130.000 top talent berpengalaman yang telah dikurasi dan siap direkrut, yang mana sebagian besar dari talent pool tersebut merupakan milenial.
Klik https://talenthunt.glints.id dan beri tahu kami kriteria peran dan profil kandidat yang Anda inginkan. Tim spesialis kami akan membantu Anda menemukan kandidat yang paling tepat dengan penyaringan berbasis algoritma AI yang cepat dan akurat.
TalentHunt tidak menarik biaya di awal. Anda hanya membayar biaya rekrutmen setelah mendapatkan kandidat. Jika tidak tertarik dengan beberapa calon yang kami rekomendasikan, Anda boleh membatalkan rekrutmen tanpa dikenai biaya pembatalan.
Kami tidak hanya membantu Anda merekrut, tetapi juga memastikan kandidat kami cocok untuk peran yang Anda butuhkan. Selama 90 hari, Anda akan mendapat jaminan penggantian kandidat gratis apabila kinerja karyawan yang kami rekomendasikan tidak memuaskan.
Lebih dari 30.000 perusahaan telah menggunakan layanan TalentHunt untuk merekrut top talent dengan tingkat kepuasan 8/10.
(Penulis: Khairina)
